Bisnis.com, JAKARTA – Untuk pertama kalinya, China mempublikasikan perincian tentang pasien-pasien yang positif terinfeksi virus corona (Covid-19) tanpa menunjukkan gejala sakit.
Juru bicara Komisi Kesehatan Nasional China Mi Feng mengungkapkan bahwa sekitar seperlima dari 6.764 pasien yang positif terinfeksi tanpa gejala kemudian telah mengalami gejala dan diklasifikasikan kembali sebagai kasus yang terkonfimasi.
“Di antara 6.764 orang yang dinyatakan positif terinfeksi tanpa menunjukkan gejala, hanya sekitar seperlimanya - yakni 1.297 - yang sejauh ini telah mengalami gejala dan diklasifikasikan kembali sebagai kasus terkonfirmasi,” terang Mi Feng dalam suatu briefing di Beijing pada Rabu (15/4/2020), seperti dilansir dari Bloomberg.
Dengan kata lain, mayoritas dari pasien yang dinyatakan positif terinfeksi tanpa menunjukkan gejala tetap tidak memperlihatkan gejala sakit.
Sementara itu, sebanyak 1.023 pasien masih dalam pantauan di karantina medis untuk melihat apakah mereka menampakkan gejala-gejala. Sisanya, sebanyak 4.444 orang, telah lepas dari observasi medis begitu pulih dari virus tersebut.
Fenomena penularan virus oleh seseorang tanpa menunjukkan gejala sakit (asimtomatik) adalah ciri yang membingungkan dari virus corona. Hal ini memungkinkan pandemi corona menyebar lebih luas dan lebih cepat dari wabah-wabah sebelumnya.
Baca Juga
Virus corona jenis baru penyebab Covid-19, yang pertama kali mengemuka di kota Wuhan, China, pada Desember 2019, telah menginfeksi sekitar 82.000 orang di negara ini. Lebih dari 3.000 pasien di antara jumlah tersebut meninggal dunia.
Meski para peneliti sebelumnya berpikir bahwa sebagian besar pasien pada akhirnya akan memperlihatkan gejala, indikasi dari data China bahwa suatu kelompok tetap bebas gejala selama terinfeksi menggarisbawahi tantangan untuk mengatasi pandemi ini.
Para peneliti masih berjuang untuk memahami kasus-kasus asimtomatik. Ada kemungkinan bahwa para pasien yang tampaknya bebas dari gejala sebenarnya hanya memanifestasikan gejala-gejala yang belum diketahui oleh para dokter.
Selama berbulan-bulan, demam dan batuk kering dipahami sebagai gejala utama penyakit ini. Lalu baru-baru ini muncul bahwa kehilangan kemampuan membaui dan mengecap juga merupakan tanda terinfeksi. China sendiri belum mengungkapkan rentang gejala yang dicarinya.
Di sisi lain, China terus mendeteksi kasus infeksi tanpa gejala bahkan setelah kasus baru yang terkonfirmasi turun menjadi nol untuk pertama kalinya pada bulan Maret.
Banyaknya kasus asimtomatik kemungkinan lebih tinggi dari 6.764 yang terdeteksi di China. Kasus-kasus ini ditemukan melalui upaya untuk menguji kontak dengan pasien yang telah terkonfirmasi. Jika tidak, mereka yang tidak menunjukkan tanda-tanda sakit tidak memiliki alasan untuk berinisiatif melakukan tes.
Begitu ditemukan terinfeksi, pasien asimtomatik kemudian masuk karantina terisolasi untuk dimonitor dan dapat keluar ketika mereka tidak lagi dinyatakan positif terinfeksi.
Adapun pasien yang mengalami gejala dalam karantina selama dua pekan akan diklasifikasikan kembali sebagai kasus yang terkonfirmasi berdasarkan metode penghitungan otoritas China dan menjalani perawatan di rumah sakit.