Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Blok Asia Pertimbangkan Opsi Joint Fund untuk Penanggulangan Corona

Rencana ini disampaikan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean terkait COVID-19 yang dilaksanakan secara virtual pada Selasa (14/4/2020)
PM Malaysia Mahathir Muhamad (dari kiri), Penasehat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi, Presiden Filipina Rodrigo Duterte, PM Singapura Lee Hsien Loong, PM Thailand Prayut Chan, PM Vietnam Nguyen Xuan Phuc, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, PM Kamboja Hun Sen, Presiden Joko Widodo dan Presiden Laos Bounnhang Vorachith meluncurkan DELSA Satelit di sela-sela KTT ke-34 Asean di Bangkok, Thailand, Minggu (23/6/2019)./ANTARA-Puspa Perwitasari
PM Malaysia Mahathir Muhamad (dari kiri), Penasehat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi, Presiden Filipina Rodrigo Duterte, PM Singapura Lee Hsien Loong, PM Thailand Prayut Chan, PM Vietnam Nguyen Xuan Phuc, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, PM Kamboja Hun Sen, Presiden Joko Widodo dan Presiden Laos Bounnhang Vorachith meluncurkan DELSA Satelit di sela-sela KTT ke-34 Asean di Bangkok, Thailand, Minggu (23/6/2019)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA -- Pejabat pemerintah Thailand mengatakan bahwa negara-negara Asia Tenggara berencana untuk membahas pembentukan dana bersama (joint fund) untuk memerangi pandemi virus corona dengan China, Jepang dan Korea Selatan.

Rencana ini disampaikan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean terkait COVID-19 yang dilaksanakan secara virtual pada Selasa (14/4/2020).

Mengutip Juru Bicara Pemerintah Thailand Narumon Pinyosinwat, dalam konferensi antara para pemimpin Asean itu Perdana Menteri Thailand Rayuth Chan-Ocha mengusulkan pengalokasian kembali dana bersama untuk mendukung upaya menghadapi ancaman yang sedang berlangsung.

Sementara nilai dana yang diusulkan tidak disampaikan dengan jelas, dana tersebut akan digunakan untuk pengadaan test kit, alat pelindung diri dan alat-alat medis, serta untuk mendukung penelitian dan pengembangan dalam obat-obatan dan vaksin

"Prayuth menekankan bahwa tidak ada negara yang bisa melawan ancaman itu sendirian," kata Narumon, seperti dikutip melalui Bloomberg, Selasa (14/4).

Beberapa ekonomi terbesar di Asia Tenggara telah ditutup dengan Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand memberlakukan berbagai langkah lockdown.

Indonesia, dengan 4.500 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi, pekan ini mengatakan akan memperluas lockdown parsial ke sebagian daerah di luar Jakarta.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte, dengan jumlah kasus terbanyak di Asia Tenggara, menawarkan dukungannya terhadap proposal Thailand dan menyerukan percepatan kerja sama di kawasan ini.

"Tantangan yang kita hadapi saat ini melampaui batas apapun dan tidak mengecualikan siapapun. Ketahanan pangan regional telah menjadi prioritas mendesak, terutama dalam hal memastikan pasokan beras yang cukup," tambahnya.

Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Malaysia Hishammuddin Hussein menyampaikan bahwa Perdana Menteri Muhyiddin Yassin juga menyerukan pertemuan mendesak para menteri ekonomi regional untuk menyusun rencana pemulihan yang fokus pada masalah pangan dan pendidikan.

Vietnam, yang saat ini memegang kepemimpinan bergilir Asean, melaporkan bahwa sampai dengan Selasa pagi kasus COVID-19 di negara-negara Asia Tenggara telah mendekati angka 20.000.

Adapun, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyampaikan bahwa angka kematian telah mencapai 880 kasus yang dikonfirmasi per 13 April 2020.

Dia juga mengatakan bahwa dengan peningkatan jumlah kasus terkonfirmasi, pertumbuhan ekonomi Asean tahun ini diperkirakan turun menjadi 1 persen dari 4,7 persen.

Akibat kebijakan pembatasan sosial dan lockdown, Asean harus membatalkan, menunda atau mengatur ulang 235 agenda pertemuan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper