Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta TNI dan Polri ikut membantu meningkatkan kesadaran masyarakat dalam implementasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Dia menilai disiplin masyarakat masih perlu ditingkatkan.
“Kemudian Presiden mengatakan dalam menerapkan disiplin supaya TNI dan Polri bisa bantu dengan cara yang persuasif, sehingga kesadaran masyarakat meningkatkan disiplin bisa dilaksanakan,” kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Doni Monardo usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo melalui video conference, Senin (13/4/2020).
Doni mengatakan bahwa pemerintah berkeinginan penegakan hukum menjadi opsi paling akhir dalam pendekatan ke masyarakat terkait implementasi PSBB. Komunikasi persuasif saat ini menjadi senjata utama para petugas di lapangan yang mengawal upaya untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 tersebut.
Menurut Doni, sosialisai kepada masyarakat perlu ditingkat. Setiap individu perlu tahu bahwa orang tanpa gejala sekalipun dapat menularkan virus Corona.
“Seseorang belum tentu aman karena belum dites, bisa saja sudah positif dan kehadirannya bisa menjadi penebar maut bagi kelompok rentan, lansia, balita, dan mereka yang punya penyakit kronis jantung, diabetes, kanker, tumor, asma serta beberapa penyakit kronis lain,” kata Doni.
Presiden dalam rapat tersebut juga meminta beberapa menteri meningkatkan upaya memutus rantai penularan. Dia meminta daerah yang telah melaksanakan pembatasan sosial berskala besar dikawal agar berjalan secara efektif.
“Beliau tadi mengingatkan kita semua untuk meningkatkan disiplin, baik pribadi maupun kolektif. Disiplin pribadi akan bisa efektif kalau diimbangi disiplin kolektif,” kata Doni.
Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, Indonesia per Minggu (12/4/2020) pukul 16.00 WIB melaporkan 399 kasus positif Covid-19 baru, sehingga total pasien menjadi 4.241 orang. Sebanyak 3.509 di antaranya dalam masa perawatan atau isolasi baik secara mandiri maupun di rumah sakit. Sisanya, 359 orang dinyatakan sembuh dan 373 orang lainnya meninggal dunia.
DKI Jakarta menjadi satu episentrum penyebaran dengan laporan kasus tertinggi dibandingkan dengan wilayah lain. Ibu kota negara mencatat 2.044 kasus positif, dengan rincian 142 orang sembuh dan 195 orang meninggal dunia.