Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Serikat Pekerja Kesehatan: Pemerintah Harus Perhatikan Nyawa Tenaga Medis

Hingga saat ini, telah ada 32 orang dokter dan 12 perawat yang meninggal dunia saat bertugas merawat pasien virus Corona (Covid-19).
Sejumlah petugas medis memakamkan jenazah pasien positif COVID-19 dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap di Padang, Sumatera Barat, Sabtu (28/3/2020). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/hp
Sejumlah petugas medis memakamkan jenazah pasien positif COVID-19 dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap di Padang, Sumatera Barat, Sabtu (28/3/2020). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/hp

Bisnis.com, JAKARTA - Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi (FSP FARKES/R) mendesak pemerintah lebih peduli dan memperhatikan keselamatan petugas medis dengan menyediakan alat pelindung diri (APD) yang memenuhi standar dengan jumlah yang mencukupi.

Ketua Umum FSP FARKES/R Idris Irham menyatakan pihaknya tidak ingin ada lagi petugas medis yang gugur di tengah tugasnya menangani pandemi Covid-19.

“Sejauh ini sudah 32 orang dokter dan 12 orang perawat yang meninggal dunia,” katanya melalui pesan instan yang diterima oleh Bisnis pada Minggu (12/4/2020).

Idris juga menghimbau agar seluruh anggota FSP FARKES/R di seluruh Indonesia untuk mengenakan pita hitam di lengan kanan mulai senin hingga Rabu, 13 sampai 15 April 2020.

Aksi pita hitam ini sebagai belasungkawa atas banyaknya tenaga kesehatan korban Covid-19 sekaligus memberikan dukungan penuh kepada tenaga kesehatan sebagai pahlawan kemanusiaan dalam menjalankan tugas menangani Covid-19.

Hal ini sebagaimana yang telah diatur dan dijamin dalam Pasal 57 Undang-Undang No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan. Bahwa salah satu hak tenaga medis adalah memperoleh perlindungan hukum selama menjalankan tugas sesuai dengan Standar Profesi dan SOP.

FSP FARKES/R yang berafiliasi dengan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) juga menyerukan kepada masyarakat mematuhi instruksi dari pemerintah untuk tetap di rumah. Sebab protokol untuk memutus mata rantai corona tidak akan berhasil jika masyarakat tidak disiplin.

“Kita semua harus bersatu padu untuk memerangi pandemi ini. Dengan tetap di rumah, berarti Anda sudah membantu kami, dan lebih besar lagi membantu Indonesia dan dunia dalam memenangkan pertarungan melawan corona,” kata Idris.

Selain itu, menurut Idris pihaknya juga meminta masyarakat untuk tidak menjauhi para pejuang tenaga kesehatan.

"Jangan ada lagi yang dikeluarkan dari tempat kos, menjadi perbincangan atau gunjingan tetangga, bahkan yang sudah meninggal pun ditolak dikubur di TPU," tegasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rezha Hadyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper