Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terdampak Corona, Uniqlo akan Potong Prospek Laba Tahunan

Jumlah pemotongan itu hampir setengah dari target Uniqlo di 2020. Namun, seorang pengamat memprediksi koreksi laba tak sampai sebanyak itu.
Gerai Uniqlo/Fastretailing
Gerai Uniqlo/Fastretailing

Bisnis.com, JAKARTA - Pemilik merek pakaian Uniqlo, Fast Retailing Co, berencana menurunkan target laba operasional tahunan mereka sebesar 41 persen. Kebijakan ini ditempuh untuk menyesuaikan diri dengan semakin maraknya angka penularan virus Corona (Covid-19).

Rabu (8/4/2020) kami, pihak perusahaan merilis bahwa prospek pendapatan mereka hingga bulan Agustus dicanangkan pada angka 145 miliar yen. Angka ini lebih kecil ketimbang perkiraan sebelumnya yakni 245 miliar yen, dan prediksi pengamat yang memperkirakan Uniqlo bisa meraup 198 miliar yen.

Dampak yang dirasakan Uniqlo ini tak lepas pula dari produksi mereka yang masih terpusat di China. Sebagai catatan, China merupakan negara yang disebut-sebut sebagai tempat asal Covid-19.

"Sampai sekarang, China adalah pusat produksi utama kami. Dan kami telah bekerja keras membangun produksi di negara lain juga. Mulai sekarang, tentu kami akan bekerja meningkatkan efisiensi di negara lain," ujar CEO Fast Retailing, Tadashi Yanai seperti dilansir Bloomberg.

Di luar konteks merek Uniqlo, dampak Covid-19 sebenarnya sudah dirasakan Fast Retailing pada bulan Februari 2020, masa ketika Corona mencapai puncak persebaran di China. Saat itu, mereka terpaksa melakukan penutupan di lebih dari 700 ribu toko.

Selepas puncak persebaran di China berlalu pun, mereka harus menerapkan berbagai kebijakan diskon untuk menyesuaikan diri dengan daya beli konsumennya.

Adapun secara global, di luar China dan Jepang ada sekitar 412 toko Uniqlo yang sempat mengalami penutupan. Akibatnya, saham tahunan perusahaan Fast Retailing sempat turun 28 persen.

Ekonom Bloomberg, Catherine Lim memprediksi pendapatan Uniqlo akan turun 20 persen sepanjang Maret hingga Agustus 2020. "Mereka masih akan mengalami banyak kerugian pada margin operasi," ujar Lim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper