Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan teguran keras kepada dua negara adidaya, AS dan China, agar saling bekerja sama untuk menunjukkan kepemimpinan yang jujur atau risiko krisis pandemi virus Corona (Covid-19) akan menjadi lebih besar.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, membandingkan kondisi sekarang dengan era Perang Dingin di mana AS dan Uni Soviet saling kooperatif dalam memerangi dan memberantas wabah cacar.
Dia mendesak semua negara, partai politik dan media untuk berhenti memanfaatkan momentum pandemi untuk memecah belah masyarakat.
"Jika Anda tidak ingin ada lebih banyak korban, jangan mempolitisirnya [Covid-19]. Jangan menggunakan Covid-19 untuk mencetak poin politik," tukas Ghebreyesus seperti dikutip melalui Bloomberg, Kamis (9/4/2020).
Pada Selasa (9/4), Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa WHO telah gagal dan memberikan solusi yang buruk mengenai pembatasan perjalanan. Trump mengancam akan memangkas dana bantuan dan mengatakan bahwa WHO berada di pihak China.
Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, mengindikasikan bahwa Covid-19 di Wuhan kemungkinan besar disebabkan oleh pasukan AS. Dia juga mendesak penjelasan dari Washington.
Ghebreyesus mengatakan bahwa WHO mencoba untuk memperlakukan setiap orang secara setara, keberhasilan dan kegagalan akan dinilai nanti.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri China mengatakan pihaknya berharap semua negara akan berdiri bersama dan saling membantu.
"China akan terus mendukung WHO dalam memainkan peran utama dalam perang melawan Covid-19," kata Zhao kepada wartawan di Beijing.
WHO secara resmi telah menginformasikan semua negara anggotanya terkait wabah virus Corona sejak 5 Januari 2020 dan memberikan panduan tentang cara mengujinya pada 10 Januari 2020.
Organisasi ini kemudian mengumumkan darurat kesehatan global pada akhir Januari, ketika negara lain telah melaporkan 98 kasus dan belum ada korban jiwa.
Beberapa jam kemudian, AS mengatakan kepada penduduknya untuk tidak bepergian ke China karena risiko infeksi. Dan selama berpekan-pekan, Trump menyebut penyakit itu sebagai "virus China".
WHO berencana untuk memperbarui strateginya dan memberikan perkiraan kebutuhan keuangan untuk fase selanjutnya dalam beberapa hari mendatang, kata Ghebreyesus.
Dia menambahkan bahwa sumber daya keuangan tidak akan menjadi masalah selama negara-negara di dunia saling bersatu. "Ketika ada celah di tingkat nasional dan tingkat global, saat itulah virus berhasil mengalahkan kita," kata Ghebreyesus.