Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Indef: Ojek Online Bisa Bantu PSBB Jadi Efektif

Ojek online bisa membantu pemerintah dalam melakukan pembatsan sosial berskala besar.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara (kanan) dan Peneliti Indonesia for Global Justice (IGJ) Hafidz Arfandi memberikan paparan dalam diskusi bertajuk Di Bawah Bayangan Perang Dagang & Ancaman Defisit Berkepanjangan, di Jakarta, Selasa (18/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara (kanan) dan Peneliti Indonesia for Global Justice (IGJ) Hafidz Arfandi memberikan paparan dalam diskusi bertajuk Di Bawah Bayangan Perang Dagang & Ancaman Defisit Berkepanjangan, di Jakarta, Selasa (18/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Keberadaan mitra pengemudi transportasi daring dinilai justru bisa membantu efektivitas penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diambil Pemerintah sebagai langkah pencegahan meluasnya pandemi Covid-19.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengungkapkan wacana untuk melarang ojek online (ojol) beroperasi, itu sebaliknya menjadi kontraproduktif dengan pemberlakuan PSBB. Karena dampaknya dari pelarangan itu, akan mendorong masyarakat beralih pada moda transportasi umum lainnya.

“Ini akan membuat [kebijakan social distancing] tidak efektif, meskipun mereka berdalih telah menggunakan masker,” ujarnya, Selasa (07/04/2020).

Menurut Bhima, keberadaan mitra atau para driver ojek online ini masih dibutuhkan, baik untuk mengantar penumpang atau melayani pesan-antar makanan. Meskipun dengan diberlakukannya PSBB ini akan mengurangi pendapatan mitra karena akan semakin banyak toko dan kantor yang menutup operasionalnya.

Untuk itu, agar dapat terus beroperasi, Bhima mengusulkan kepada pemerintah untuk memberikan bantuan kompensasi bagi para mitra ojol selama PSBB ini, sehingga kelangsungan hidup jutaan mitra ini dapat terjaga. 

Menurutnya pemberian kompensasi ini penting agar mitra ojol ini dapat terus beroperasi dan memberikan layanan penumpang bagi mereka yang tetap harus beraktivitas di luar rumah, ataupun layanan pesan-antar makanan dan barang yang dibutuhkan oleh mereka yang terpaksa harus bekerja dari rumah.

"Kalau dilarang berarti ada penghasilan yang turun tajam, sementara itu ojol saat situasi PSBB tidak mudah mendapat orderan barang karena banyak toko dan kantor tutup. Kemudian antar makanan juga tidak optimal karena restoran banyak yang tutup," ujarnya.

Jadi, tegas Bhima, jika kebijakan pelarangan ini tanpa disertai kompensasi sangat merugikan ojol. Padahal secara nasional, konsentrasi ojol paling besar ya di Jabodetabek. 

Sebelumnya pada kesempatan berbeda, Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (GARDA) Indonesia Igun Wicaksono mengatakan jika layanan penumpang masih menjadi penyumbang terbesar terhadap pendapatan mitra pengemudi transportasi daring. 

Sedangkan pendapatan dari layanan pesan-antar makanan ataupun barang masih belum bisa menjadi penggantinya, dengan porsi pendapatan sekitar 50-60 persen berasal dari layanan penumpang dan sisanya dari layanan pesan-antar makanan dan barang.

Pada kesempatan lain, Kabag Ops Korlantas Polri Kombes Pol. Benyamin juga menegaskan pihaknya tidak melarang mitra ojol untuk membawa penumpang selama penerapan PSBB.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper