Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arab Saudi Bantah Pernyataan Putin Soal OPEC+

Menteri Luar Negeri Arab Saudi menyatakan jika Rusia yang keluar dari kesepakatan OPEC+.
Api menguar dari pipa di kilang minyak di Kalimantan, Indonesia./Bloomberg-Dimas Ardian
Api menguar dari pipa di kilang minyak di Kalimantan, Indonesia./Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Arab Saudi membantah pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa Arab Saudi keluar dari kesepakatan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC)+.

“Rusia lah yang keluar dari kesepakatan,” kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan Al Saudi, dikutip dari Bloomberg, Sabtu (4/4/2020).

Komentar terbaru keluar dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mendukung gagasan untuk memangkas produksi minyak hingga 10 juta barel dari level kuartal I/2020, sehingga mampu membendung penurunan tajam harga minyak bumi.  

Secara terpisah, Menteri Energi Arab Saudi Abdulaziz bin Salman menyatakan bahwa pemerintahannya telah melakukan upaya besar dengan negara-negara OPEC+ untuk mengurangi surplus minyak bumi yang dihasilkan dari pertumbuhan ekonomi global yang lemah.

Rusia, dinilainya telah mengingkari proposal yang telah disetujui oleh 22 negara.  

Dia juga yang pertama kali mendeklarasikan bahwa negara-negara tidak lagi terikat kesepakatan untuk memangkas suplai minyak mentah per 1 April 2020, yang akan mengarah pada peningkatan suplai di pasar.

Namun, Arab Saudi terbuka untuk mendengarkan solusi apapun untuk memecahkan permasalahan pasar minyak ini.  

Sementara itu, harga minyak kembali naik pada akhir perdagangan Jumat (3/4/2020) waktu AS, menyusul adanya harapan pemangkasan produksi dari negara-negara produsen utama.

Minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Mei 2020, naik 11,93 persen ke level US$28,34 per barel.

Brent untuk pengiriman Juni 2020, menguat 13,9 persen menjadi US$34,11 per barel. Kontrak Brent tercatat naik 36,8 persen sepanjang pekan ini, sekaligus menjadi pertumbuhan mingguan tertinggi dalam sejarah kontrak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper