Bisnis.com, JAKARTA - Produsen rokok mungkin tidak terpikirkan untuk menjadi salah satu dari sekian pihak yang berlomba mencari vaksin guna mengatasi penyebaran virus corona, namun hal itu ditepis oleh Philip Morris International Inc. dan British American Tobacco Plc.
Kedua perusahaan rokok ini sedang berusaha merancang sistem pertahanan untuk melawan virus corona dengan bahan sederhana yakni daun tembakau.
Dilansir melalui Bloomberg, BAT mengatakan bahwa pihaknya sedang melakukan uji pra-klinis vaksin nabati melalui anak perusahaan bioteknologi di AS, Kentucky BioProcessing.
Sementara itu, Philip Morris mengatakan unit bisnisnya di Kanada, Medicago, akan segera memulai uji coba vaksin berbahan dasar tumbuhan terhadap manusia musim panas ini.
"Kami percaya kami telah membuat terobosan yang signifikan," kata David O'Reilly, direktur riset ilmiah BAT, seperti dikutip melalui Bloomberg, Rabu (1/4).
Big Tobacco atau produsen rokok terbesar dunia, sudah tidak asing dengan bidang bioteknologi.
Kentucky BioProcessing, misalnya, terlibat dalam kolaborasi dengan Mapp Biopharmaceutical Inc. terkait pengembangan ZMapp yang merupakan obat Ebola pada 2014, meskipun obat ini tidak pernah dipasarkan. Dalam prosesnya, Medicago menggunakan partikel mirip virus yang tumbuh di kerabat dekat tanaman tembakau.
Vaksin nabati meniru virus dan memungkinkan sistem kekebalan tubuh untuk mengenalinya dan membuat respons kekebalan, tanpa dapat menginfeksi atau menggandakan diri.
Sementara itu, Kentucky BioProcessing baru-baru ini mengkloning sebagian dari urutan genetik Covid-19, yang menyebabkan zat yang menginduksi produksi antibodi.
Antigen kemudian dimasukkan ke dalam tanaman tembakau untuk reproduksi. Menurut BAT, metode ini mengaktifkan vaksin lebih cepat daripada metode konvensional, mengurangi waktu yang dibutuhkan dari beberapa bulan menjadi sekitar enam pekan.
Perlombaan untuk menemukan vaksin menjadi sangat penting karena para pemimpin dunia terus mempertanyakan berapa lama status darurat dan lockdown harus diberlakukan tanpa memadamkan prospek ekonomi masa depan.
Keterlibatan perusahaan tembakau dalam perang melawan Covid-19 mungkin dianggap sebagai paradoks seperti yang dikatakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa merokok dapat meningkatkan risiko reaksi yang lebih parah terhadap penyakit ini.