Bisnis.com, JAKARTA - Ratusan ribu pekerja migran melarikan diri dari kota-kota terbesar di India dan sebagian di antaranya berjalan kaki pulang kampung akibat lockdown nasional yang telah membuat mereka menjadi pengangguran tanpa pendapatan.
Penguncian total itu dilakukan untuk memperlambat penyebaran virus corona baru SARS-CoV-2.
Akan tetapi, ada kekhawatiran bahwa eksodus para migran justri akan memperburuk keadaan.
Perdana Menteri India Narendra Modi mendesak semua negara bagian untuk menutup perbatasan mereka untuk menghentikan virus yang diimpor ke daerah pedesaan seperti dikutip Theguardian.com, Selasa (31/3/2020).
Para pejabat sekarang berjuang untuk menemukan pekerja migran yang telah kembali ke kota-kota kecil dan desa-desa di seluruh negeri untuk mengkarantina mereka selama 14 hari.
Setiap tahun, lebih dari sembilan juta pekerja migran pindah dari daerah pedesaan India ke pusat-pusat populasi besar untuk mencari pekerjaan di lokasi konstruksi atau pabrik.
Baca Juga
Mereka mengirim uang kembali ke kota asal dan desa mereka.
Perdana menteri India mengucapkan permohonan maaf setelah memberlakukan status lockdown besar-besaran yang katanya telah berdampak pada jutaan orang miskin.
Modi dikritik karena kurangnya perencanaan menjelang penerapan status lockdown.
Pemberitahuan lockdown itu kurang dari empat jam sebelum berlaku sehingga masyarakat tidak siap seperti dilaporkan oleh BBC.com.
Dampaknya, jutaan penduduk India kehilangan pekerjaan dan kelaparan. Puluhan ribu buruh migran pun terpaksa berjalan ratusan kilometer ke desa asal mereka.
Dalam pidato radio mingguannya, Modi mengatakan tidak ada cara lain untuk menghentikan penyebaran virus dengan cepat kecuali lockdown.
"Terutama ketika saya melihat saudara-saudari saya yang malang, saya pasti merasa bahwa mereka pasti berpikir, perdana menteri seperti apa yang telah menempatkan kami dalam kesulitan ini. Saya minta maaf untuk itu,” katanya.