Bisnis.com, JAKARTA - Muhammad Hasan, mungkin menjadi satu dari sedikit orang yang kenal dekat dengan Presiden Kedua RI, Soeharto. Bahkan, saat Soeharto menjadi Kepala Negara, sebutan “orang Orba (Orde Baru)” kerap melekat pada diri pria yang biasa disapa Bob Hasan itu.
Dan memang kedekatan itu tak pernah Bob Hasan tutupi. Pernah satu saat saya berkunjung ke rumahnya di daerah Sanjaya, Jakarta Selatan. Di sebuah ruang tamu, terdapat meja berlapis kaca tak seberapa tinggi tapi besar.
Di meja tersebut, terdapat sejumlah foto dia dengan beberapa orang penting. Salah satunya, Soeharto. “Lu tau nggak nih di mana? Gue berhasil bawa Pak Harto ke pedalaman Kalimantan. Naik truk tuh,” begitu kata Bob Hasan sambil tertawa kepada saya sekitar lima tahun lalu.
Lantas, apa yang membuat Bob bisa dekat dengan Soeharto? Adalah Jenderal Gatot Soebroto lah, salah satu yang menautkan keduanya.
Soeharto adalah anak buah Gatot Soebroto di TNI Angkatan Darat. Sekadar catatan, Soeharto sangat hormat kepada Jenderal Gatot Soebroto. Buktinya, nama Gatot Soebroto diabadikan sebagai nama jalan di Jakarta dan sejumlah daerah.
Sedangkan Bob, selalu mengatakan bahwa dia adalah anak Gatot Soebroto. Seperti yang dikatakan oleh Hendri Firzani, Humas PB Persatuan Atletik Seluruh Indonesia mengenai di mana Bob Hasan akan dimakamkan.
Baca Juga
“Satu kompleks pemakaman dengan ayahanda beliau, Pak Gatot Soebroto di Ungaran (Jawa Tengah),” ucap Hendri kepada Bisnis.
Kedekatan Bob dengan Soeharto ini juga terjalin lama. Salah satu contoh adalah pada tahun 1995. Saat Pak Harto meminta para pengusaha untuk urunan membuat rumah susun di daerah Bidaracina, Jakarta Timur dua tahun sebelumnya, Bob menjadi salah satu orang yang bersedia melakukan itu.
Ia, bersama 24 "orang-orang berduit" lainnya, berpartisipasi kala itu, yang bertepatan dengan Hari Kesetiakawanan Nasional 1993. Dana yang dikumpulkan dari para pengusaha itu mencapai Rp12, 5 miliar.
Dengan kontribusinya itu, Bob dan 24 pengusaha lainnya itu mendapat anugerah Satya Lencana dari pemerintah pada 1995. Harian Bisnis Indonesia sempat menurunkan artikel tersebut pada 25 Maret 1995 dengan judul "25 Pengusaha dapat Satya Lencana Kebaktian Sosial".