Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Simak! Ini Cara Baca Hasil Rapid Test Corona

Prinsip kerjanya, alat tes cepat tersebut mirip dengan alat tes kehamilan yang biasa digunakan untuk mengetahui status kehamilan dengan menggunakan urine.
Petugas Kesehatan memeriksa suhu tubuh rombongan siswa penumpang angkutan darat saat transit di Terminal Mamboro, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (24/3/2020). Pemerintah Sulawesi Tengah memperketat pintu keluar dan masuk daerah tersebut dengan memeriksa kesehatan setiap warga yang melintas guna mengantisipasi penyebaran virus Corona (COVID-19)./ANTARA-Mohamad Hamzah
Petugas Kesehatan memeriksa suhu tubuh rombongan siswa penumpang angkutan darat saat transit di Terminal Mamboro, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (24/3/2020). Pemerintah Sulawesi Tengah memperketat pintu keluar dan masuk daerah tersebut dengan memeriksa kesehatan setiap warga yang melintas guna mengantisipasi penyebaran virus Corona (COVID-19)./ANTARA-Mohamad Hamzah

Bisnis.com, JAKARTA- Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam menjelaskan cara membaca hasil tes cepat Covid-19 yang mudah diketahui oleh masyarakat dengan membedakan dua indikator status positif.

Ari mengungkapkan bahwa alat tes cepat yang dipesan pemerintah menggunakan sampel darah dengan basis antibodi seseorang yang muncul apabila terdapat infeksi.

Dia memaparkan penggunaan alat tes cepat yang dipesan pemerintah sebenarnya relatif mudah dilakukan dengan meneteskan sampel darah pasien pada alat tes.

Prinsip kerjanya, alat tes cepat tersebut mirip dengan alat tes kehamilan yang biasa digunakan untuk mengetahui status kehamilan dengan menggunakan urine.

Pada alat tes cepat virus corona tersebut, terdapat tiga garis indikator yang ditandai dengan C, IgM, dan IgG. Hasil tes bisa muncul dalam kisaran waktu 15 menit setelah sampel darah dilakukan.

"Jika setelah 15 menit tidak ada satu garis pun yang muncul dari ketiga indikator, maka tes dinyatakan gagal dan harus diulang. Sementara bila hasilnya terdapat garis pada indikator C, berarti hasilnya negatif," katanya, seperti dilansir Antara, Jumat (27/3/2020).

Sayangnya, hasil negatif tersebut belum tentu menyatakan bahwa seseorang itu benar-benar negatif. Karena antibodi tubuh bisa saja belum terbentuk meskipun sudah ada infeksi.

Immunoglobulin akan muncul setelah enam atau tujuh hari tubuh terinfeksi oleh virus. Dia mengatakan masa tersebut dalam masa window periode atau masa dimana antibodi tubuh belum terbentuk setelah ada infeksi.

Dengan begitu, orang yang mendapatkan hasil negatif harus dites ulang dalam 10 hari mendatang untuk memastikan apakah benar-benar negatif.

Sementara itu, apabila garis muncul pada indikator immunoglobulin M atau IgM, menunjukkan bahwa seseorang berada dalam fase awal infeksi. Jika garis muncul pada dua indikator yaitu IgM dan IgG, maka pasien sedang berada pada fase infeksi aktif.

Jika yang muncul hanya garis pada indikator IgG, dapat diartikan pasien berada pada fase akhir infeksi hingga sembuh atau pernah memiliki riwayat terinfeksi Covid-19.

Ari mengatakan meskipun hasil tes cepat menunjukkan positif, namun tetap harus dilakukan konfirmasi melalui tes molekuler di laboratorium.

Pemerintah menyatakan menyiapkan satu juta alat tes cepat untuk melakukan pemeriksaan pada banyak orang. Kelompok yang diprioritaskan adalah tenaga kesehatan dan orang dalam pemantauan (ODP) yang pernah melakukan riwayat kontak dengan pasien positif Covid-19 di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper