Bisnis.com, JAKARTA - Rektorat Institut Teknologi Bandung (ITB) membagikan kuota Internet gratis kepada ribuan mahasiswanya untuk kuliah daring untuk mencegah penularan virus corona. Setiap mahasiswa yang mengajukan akan mendapat kuota sebanyak 15 GB untuk sebulan.
“Hingga saat ini jumlah mahasiswa yang sudah mendapatkan 1.710 mahasiswa,” kata Sekretaris ITB Widjaja Martokusumo, Senin (23/3/2020).
Mereka yang sudah mendapatkan jatah kuota Internet gratis itu antara lain dari mahasiswa afirmasi dan tidak mampu penerima beasiswa Bidikmisi.
Widjaja memperkirakan masih ada mahasiswa yang belum kebagian.
“Karena belum merespons kami jadi akan ada pemberian bantuan tahap kedua,” ujarnya.
Berdasarkan survei ITB, sementara ini terdapat sekitar 6,000 mahasiswa ITB yang tidak mampu. Adapun jumlah kuota yang dibagikan sesuai hasil perhitungan dari rata-rata kebutuhan kuliah daring.
Baca Juga
Kebijakan itu terkait pengetatan akses berkegiatan di kampus mulai Senin (23/3/2020), termasuk perkuliahan untuk mencegah penyebaran virus corona.
Rektor ITB Reini D. Wirahadikusumah mengatakan pembelajaran daring bukan pengganti dari pembelajaran tatap-muka.
“Tapi situasi darurat yang kita hadapi saat ini memacu kita untuk menggali dan mengembangkan metode-metode pembelajaran daring sebagai pengayaan dari metode-metode pembelajaran yang ada,” katanya.
ITB telah menyediakan panduan pelaksanaan pada situs Ditbangdik (https://ditbangdik.itb.ac.id/panduan-perkuliahan-daring), dan perangkat lunak aplikasi yang terkait di laman https://kuliah.itb.ac.id.
“Sejumlah penyedia layanan telekomunikasi juga telah berkontribusi dalam memberikan bantuan yang dibutuhkan untuk pembelajaran daring,” ujar Reini.
Sementara itu bantuan kuota Internet untuk kuliah daring mahasiswa tidak mampu penerima Bidikmisi Universitas Padjadjaran digalang lewat penggalangan dana. Sejak 21-22 Maret 2020 misalnya terkumpul dana sekitar Rp 18,3 juta dari 29 donatur.
Selain untuk kuota Internet, penggalangan dana itu juga untuk hand sanitizer, logistik mahasiswa yang terdampak karantina di asrama, alat pelindung diri, serta dukungan aplikasi yang melayani publik soal virus corona.