Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi virus corona (Covid-19) kian mencengkeram Eropa. Spanyol melaporkan angka kematian tertingginya dalam satu hari, sementara semakin banyak bukti yang menunjukkan dampak buruk corona terhadap ekonomi benua ini.
Pemerintah Spanyol mencatat 514 korban jiwa lebih lanjut akibat Covid-19 pada Selasa (24/3/2020). Lonjakan tersebut serta merta mendongkrak angka kematian di Negeri Matador, yang mencapai total hampir 2.700 orang hingga kini.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez telah memperingatkan bahwa yang terburuk belum datang. Di belahan lainnya di Eropa, Italia memperketat pembatasan mobilitas warganya dan Inggris baru saja melewatkan hari pertamanya dalam status lockdown.
Pekan lalu, Italia menyalip posisi China menjadi negara dengan angka kematian terbesar di dunia. Namun perhatian dunia pada hari ini adalah Spanyol.
Angka kematian di Spanyol melambung menjadi 2.696 jiwa dari 2.182 korban jiwa sehari sebelumnya, menurut data Kementerian Kesehatan. Sementara itu, jumlah positif corona naik menjadi hampir 40.000 kasus.
Padahal, Spanyol sudah menjalani pekan kedua lockdown yang direncanakan akan berlanjut hingga 11 April mendatang. Mobilitas warga diawasi dengan ketat, polisi berpatroli di jalan-jalan, dan tentara dikerahkan untuk membantu memindahkan para pasien.
Baca Juga
Di Madrid, pemerintah daerah dan kota telah mendirikan rumah sakit darurat di hotel-hotel dan pusat konvensi utama demi mengurangi tekanan pada layanan kesehatan masyarakat yang beroperasi dalam kapasitas penuh.
Meski demikian, belum ada tanda-tanda bahwa pandemi virus mematikan ini tengah memuncak.
Berbagai negara di Benua Biru berjuang untuk mengatasi jumlah pasien yang terus meningkat sembari menghadapi efek pembatasan warga terhadap perekonomiannya.
Pemerintah Prancis dan Jerman sedang mengupayakan langkah-langkah lebih lanjut untuk menjaga banyak perusahaan bertahan dan memompa uang ke dalam sistemnya begitu risiko virus ini berkurang, selain bantuan yang sudah dijanjikan.
Di Jerman, pemerintahan Kanselir Angela Merkel dikabarkan sedang mengevaluasi program stimulus tambahan guna membantu menghidupkan kembali perekonomian setelah krisis virus corona mereda.
Adapun di Prancis, pemerintah telah menyusun daftar perusahaan-perusahaan yang membutuhkan dukungan negara untuk dapat bertahan. Beberapa yang dijadikan prioritas antara lain industri penerbangan dan otomotif.
Sementara itu, banyak perusahaan di penjuru Eropa benar-benar mengalami pukulan finansial karena pembatasan pada bisnis.
Data utama pertama yang menguraikan kondisi ini menunjukkan banyak perusahaan mengalami penurunan permintaan dengan pesat, penyusutan aktivitas, dan rontoknya kepercayaan diri.
Pemerintah dan bank sentral negara-negara di Eropa telah menjanjikan stimulus besar-besaran untuk meredam dampak corona dan melindungi pekerjaan. Tetap saja, sangat kecil kemungkinan para politisi dan pembuat kebijakan akan dapat mencegah resesi yang mendalam tahun ini.