Bisnis.com, JAKARTA - Berbicara tentang alkohol, dengan wabah COVID-19 baru-baru ini, banyak pedagang di Malaysia mulai menjual hand sanitizer berlogo 'halal'.
Karena alkohol tidak diperbolehkan untuk Muslim, beberapa warga Malaysia telah mulai menjual pembersih tangan yang terbuat dari etanol sebagai alternatif.
Banyak dari mereka yang memasarkan produk tersebut sebagai "Muslim friendly", karena isopropyl alcohol dan ethyl alcohol juga dapat digunakan untuk membuat hand sanitizer. Tetapi, kedua senyawa kimia tersebut tergolong alkohol.
Yang menjadi masalah adalah bahwa beberapa pedagang ini menjual pembersih tangan 'halal' mereka dengan harga yang jauh lebih tinggi, sekitar US$ 8 atau RM35 atau Rp127.000 dibandingkan dengan beberapa hand sanitizer biasa yang ditemukan di toko-toko.
Beberapa orang Malaysia tidak senang bahwa para pedagang ini menggunakan kepanikan akibat COVID-19 ntuk mendapatkan keuntungan. Plus, pembersih tangan berbasis alkohol 60% hingga 95% teruji lebih sukses dalam membunuh kuman dibandingkan dengan alkohol etanol saja.
Menteri di Jabatan Perdana Menteri Hal Ehwal Agama Malaysia Dr Zulkifli Mohamad al-Bakri telah memberi lampu hijau bagi Muslim Malaysia untuk menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol melalui pengumuman di situs web resmi kementerian.
"Dapat disimpulkan bahwa hand sanitizer dapat digunakan ketika melakukan sholat dan tidak dianggap najis. Ini jelas karena Komite Dewan Fatwa Nasional telah memutuskan bahwa obat-obatan dan wewangian yang mengandung alkohol adalah suatu keharusan dan oleh karena itu (penggunaannya) dapat dimaafkan," katanya dilansir dari sea.mashable.com, Jumat (20/3/2020).