Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Update Corona: Eropa 'Titik Panas' Baru, Jumlah Kasus Lampaui China

Eropa kini menjadi ‘titik panas’ terbaru penyebaran virus Corona atau Covid-19. Jumlah kasus yang dikonfirmasi serta kematian melampaui China.
Warga berjalan di depan logo Piala Eropa 2020/Ilustrasi
Warga berjalan di depan logo Piala Eropa 2020/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Eropa kini menjadi ‘titik panas’ terbaru penyebaran virus Corona jenis baru atau Covid-19 setelah jumlah kasus yang dikonfirmasi serta kematian melampaui China.

Menurut data worldometers.info, total infeksi Covid-19 di negara-negara Eropa tercatat lebih dari 85.000 kasus. Angka ini melampaui jumlah kasus di China yang saat ini mencapai 80,894.

Jumlah infeksi terbesar di Eropa terdapat di Italia dengan total 35.713 kasus, disusul Spanyol yang mencapai 13.769 kasus dan Jerman dengan 12.327 kasus. Negara-negara lain seperti Prancis, Swiss, dan Belanda mencatat jumlah kasus di atas 2.000.

Jumlah kematian di benua ini juga telah melampaui 4.100 jiwa, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan angka kematian di China yang mencapai 3.237. Italia menyumbang jumlah kematian terbesar akibat Covid-19 yang mencapai 2.978 jiwa hingga hari ini, Kamis (19/3/2020).

Penyebaran cepat virus di Eropa serta di AS telah mengejutkan banyak orang. Para pejabat memberlakukan aturan jaga jarak aktivitas sosial dan penutupan akses perjalanan yang tampaknya tidak terpikirkan hingga bulan lalu, tetapi tindakan ini terbukti yang membantu China dan negara-negara Asia lainnya mengendalikan wabah tersebut.

Dilansir Bloomberg, Kanselir Jerman Angela Merkel mendesak penduduk untuk mematuhi pembatasan yang diberlakukan dan menyebut pandemi ini tantangan terbesar negara sejak Perang Dunia II.

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan bahwa sekolah-sekolah di Inggris akan ditutup, menyusul seruan serupa dari pemerintah di Skotlandia dan Wales.

Saat ini, pejabat Eropa dan AS berharap peningkatan pengujian dan isolasi pergerakan warga dapat memperlambat penyebaran virus ini, menjaga sistem layanan kesehatan agar tidak kewalahan dan memberi peneliti waktu untuk menemukan perawatan dan akhirnya mengembangkan vaksin.

Jumlah kasus yang sebenarnya mungkin lebih tinggi daripada penghitungan saat ini karena hanya pasien yang telah dikonfirmasi oleh pengujian yang masuk dalam perhitungan.

Di Inggris, misalnya, otoritas kesehatan mengatakan awal pekan ini bahwa mungkin ada sebanyak 55.000 kasus, meskipun daftar resmi menunjukkan hanya sekitar 2.600 kasus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper