Bisnis.com, JAKARTA - Kejaksaan Agung (Kejagung) kembali melakukan penyitaan terhadap dua unit mobil dari hasil penggeledahan apartemen tersangka Heru Hidayat di wilayah Senayan, Jakarta Selatan, dalam perkara korupsi PT Asuransi Jiwasraya.
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Hari Setiyono, mengatakan dua kendaraan yang disita itu adalah 1 unit Toyota Vellfire dan 1 unit Toyota Alphard. Kedua kendaraan tersebut, kata Hari, telah disita tim penyidik dalam rangka pengembalian kerugian negara sebesar Rp16,81 triliun.
"Kemarin itu ada tiga kendaraan. Tapi yang disita ada dua, yang satu lagi Toyota Lexus dikembalikan karena tidak terkait. Jadi cuma Alpard dan Toyota Vellfire," tuturnya, Jumat (13/3/2020).
Dia memastikan tim penyidik tidak akan berhenti memburu seluruh aset milik tersangka korupsi PT Asuransi Jiwasraya baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri. Menurut Heri, penyidik akan terus mencari seluruh aset tersangka hingga mencapai nilai Rp16,81 triliun, sementara ini aset yang telah diamankan baru mencapai Rp13,1 triliun.
"Kami akan kejar terus aset tersangka baik yang ada di dalam maupun di luar negeri," katanya.
Sebelumnya, Kejaksaan Agung mengungkapkan bahwa negara berpotensi mengalami kerugian Rp13,7 triliun akibat PT Asuransi Jiwasraya berinvestasi pada 13 perusahaan bermasalah. Kemudian, BPK mengeluarkan angka resmi untuk kerugian negara dalam kasus tersebut yaitu Rp16,82 triliun.
Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin menilai bahwa PT Asuransi Jiwasraya diduga melanggar prinsip kehati-hatian dalam berinvestasi melalui investasi pada aset dengan risiko tinggi untuk mengejar high return.
Burhanuddin menjelaskan, PT Asuransi Jiwasraya, telah menempatkan saham sebanyak 22,4 persen senilai Rp5,7 triliun dari Aset Finansial. Menurutnya, dari jumlah tersebut, 5 persen dana ditempatkan pada saham perusahaan dengan kinerja baik (LQ 45) dan 95 persen dana sisanya ditempatkan di saham berkinerja buruk.
Kemudian, Burhanuddin mengatakan PT Asuransi Jiwasraya itu juga menempatkan reksadana 59,1 persen dengan nilai mencapai Rp14,9 triliun dari Aset Finansial. Menurutnya, dari jumlah tersebut, hanya 2 persen yang dikelola oleh manager investasi Indonesia dengan kinerja baik dan 98 persen sisanya dikelola oleh manager investasi dengan kinerja buruk.
"Sampai dengan bulan Agustus 2019, PT Asuransi Jiwasraya telah menanggung potensi kerugian keuangan negara sebesar Rp13,7 triliun," tuturnya, Rabu (18/12).
Belakangan, potensi kerugian negara bertambah menjadi Rp17 triliun. Kini, sudah enam tersangka dalam kasus korupsi PT Asuransi Jiwasraya yaitu Direktur Utama PT Hanson International Benny Tjokrosaputro ditahan di Rutan KPK, Presiden Komisaris PT Trada Alam Minera (Tram) Heru Hidayat ditahan di Rutan Salemba cabang Kejaksaan Agung.
Kemudian, mantan Direktur Keuangan PT Asuransi Jiwasraya Hary Prasetyo di Rutan Salemba cabang Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, mantan Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya Hendrisman Rahim ditahan di Pomdam Jaya Guntur dan eks Kepala Divisi Investasi dan Keuangan pada PT Asuransi Jiwasraya Syahmirwan ditahan di Rutan Cipinang.
Terakhir adalah Direktur PT Maxima Integra Joko Hartono Tirto yang ditahan di Rutan Salemba cabang Kejaksaan Agung.