Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Sentral India Siap Pangkas Suku Bunga Acuan

Gubernur Bank Sentral India Shaktikanta Das menyatakan siap bertindak untuk melindungi ekonomi dari virus corona dan menegaskan kembali ada ruang untuk memangkas suku bunga jika diperlukan.
Pejalan kaki melewati iklan Central Bank of India di Mumbai, India, Jumat (27/1/2020)/ Bloomberg
Pejalan kaki melewati iklan Central Bank of India di Mumbai, India, Jumat (27/1/2020)/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Sentral India Shaktikanta Das menyatakan siap bertindak untuk melindungi ekonomi negaranya dari virus corona.

Dia juga menegaskan kembali bahwa bank sentral memiliki ruang untuk memangkas suku bunga lebih lanjut jika diperlukan.

Beberapa jam sebelum Federal Reserve memangkas suku bunga hingga 50 basis poin , Shaktikanta Das mengatakan ada alasan kuat untuk mengambil tindakan kebijakan yang terkoordinasi.

"Bagi India, opsi itu termasuk penurunan suku bunga dan mendukung pasar melalui langkah likuiditas," katanya seperti dilansir Bloomberg, Rabu (4/3/2020).

Inflasi diperkirakan akan berada di angka moderat. Dia berpendapat, kerangka kerja fleksibel penargetan inflasi memungkinkan bank sentral untuk mempertimbangkan tekanan harga baru-baru ini dan melonggarkan kebijakan.

"Kami siap merespons jika situasinya diperlukan. Ke depan, dalam waktu dekat, saya mengharapkan beberapa diskusi melalui konferensi video atau konferensi telepon di antara bank-bank sentral di negara-negara besar, termasuk India," ujarnya.

Sebelumnya, Australia dan Malaysia juga menurunkan suku bunga, sementara Indonesia mengatakan sedang mengerjakan paket stimulus kedua. Otoritas moneter di Jepang dan AS berjanji untuk menstabilkan pasar, sebuah kemunduran untuk tindakan terkoordinasi setelah krisis keuangan global lebih dari satu dekade lalu.

"Kami, Menteri Keuangan G-7 dan Gubernur Bank Sentral, memantau dengan seksama penyebaran penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) dan dampaknya terhadap pasar dan kondisi ekonomi," kata menteri keuangan dan gubernur bank sentral G-7 kemarin.

Das mengatakan alasan kuat untuk tindakan kebijakan yang terkoordinasi adalah virus corona kini telah menjadi masalah global.

"Jadi ketika masalahnya global, tentu saja respons dan kebutuhan akan tindakan terkoordinasi jauh lebih banyak" katanya.

Obligasi pemerintah India menguat dengan imbal hasil turun tujuh basis poin menjadi 6,27 persen pada pagi ini waktu setempat, Rabu (4/3/2020). Das mengungkapkan kekhawatiran soal shadow banking. Dia mengatakan hanya sekitar empat perusahaan yang memerlukan pemantauan aktif dan sektor ini tidak lagi menimbulkan risiko bagi stabilitas keuangan.

Perusahaan-perusahaan keuangan nonbank ini kurang memiliki interkonektivitas dengan entitas lain seperti bank dan reksa dana.

"Pendanaan bank untuk sektor NBFC telah menunjukkan peningkatan yang sangat baik. Situasi likuiditas telah membaik," katanya.

Sebelumnya, RBI memangkas suku bunga lima kali pada 2019 untuk mendukung ekonomi yang sedang dalam kondisi terlemah dalam 11 tahun. Data pada Jumat pekan lalu menunjukkan pertumbuhan melambat menjadi 4,7 persen pada kuartal terakhir tahun lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper