Bisnis.com, NEW DELHI - Gubernur Reserve Bank of India (RBI) Raghuram Rajan mengatakan India sebaiknya menggenjot permintaan di dalam negeri dan tidak bergantung pada ekspor, mengingat saat ini pemulihan ekonomi global stagnan.
Rajan merujuk pada komitmen Perdana Menteri Narendra Modi untuk menggenjot sektor manufaktur India sehingga negara itu mampu meningkatkan ekspornya. Apalagi, Modi berambisi ingin memperkenalkan produk berlabel Made in India.
"Melambatnya negara-negara industri telah menyulitkan negara-negara berkembang untuk menggantungkan pertumbuhan pada ekspor. Kita harus mendeteksi langkah apa yang benar-benar mampu mendorong pertumbuhan saat ini," kata Rajan dalam sebuah konferensi di New Delhi, Jumat (12/12/2014).
Lambatnya pemulihan ekonomi global sepanjang tahun ini memang membebani negara-negara yang pertumbuhannya amat bergantung pada ekspor, seperti China. Beberapa waktu lalu, International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan global tahun ini ke level 3,3% dari sebelumnya 3,4%.
Adapun World bank memprediksi sepanjang tahun ini perekonomian global akan tumbuh 2,8%, dan 3,4% pada tahun depan. World bank menggarisbawahi minimnya peran negara-negara maju dalam mengerek pertumbuhan global tahun ini.
Menurut Rajan, hingga perekonomian-perekonomian besar dunia memulih, negara-negaraemerging marketmau tak mau harus menggantungkan pertumbuhan pada permintaan domestik. "Kita perlu berhati-hati menetapkan nilai tukar di bawah standar dengan tujuan menggenjot ekspor," katanya.
Dalam paparannya, dia menyampaikan rekomendasinya pada Modi untuk menghindari pemberian insentif pada sektor-sektor tertentu, meski bekas pemimpin Gujarat itu berinisiatif mengembangkan labelMade in India.