Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WHO: Timur Tengah dan Eropa Mulai Terjangkit Virus Corona

Meski WHO sangat prihatin dengan penyebaran virus corona di negara-negara seperti Korea Selatan, Iran dan Italia, namun pemimpinnya mengatakan pada hari Senin (24/2/2020), bahwa infeksi virus corona di China telah menurun sejak awal Februari.
Petugas menggunakan baju khusus berjaga di luar pintu masuk ke gedung perumahan Hong Mei House di Cheung Hong Estate di distrik Tsing Yi, Hong Kong, China, Selasa (11/2/2020). Pemerintah Hong Kong mengevakuasi warga di sebuah gedung setelah dua pasien di Pusat Perlindungan Kesehatan yang berasal dari tempat tersebut terinfeksi virus corona. Bloomberg/Justin Chin
Petugas menggunakan baju khusus berjaga di luar pintu masuk ke gedung perumahan Hong Mei House di Cheung Hong Estate di distrik Tsing Yi, Hong Kong, China, Selasa (11/2/2020). Pemerintah Hong Kong mengevakuasi warga di sebuah gedung setelah dua pasien di Pusat Perlindungan Kesehatan yang berasal dari tempat tersebut terinfeksi virus corona. Bloomberg/Justin Chin

Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah virus corona belum mencapai tingkat pandemi, tetapi mengingatkan negara lain untuk meningkatkan persiapan menghadapi skenario tersebut karena telah ada kematian dan infeksi baru di Timur Tengah dan Eropa.

Meski WHO sangat prihatin dengan penyebaran virus corona di negara-negara seperti Korea Selatan, Iran dan Italia, namun pemimpinnya mengatakan pada hari Senin (24/2/2020),  bahwa infeksi virus corona di China telah menurun sejak awal Februari yang membuktikan bahwa virus itu bisa diatasi.

"Untuk saat ini, kami tidak menyaksikan penyebaran global dari virus Corona ini dan kami tidak menyaksikan penyakit parah atau kematian dalam skala besar," kata Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan di Jenewa seperti dikutip Aljazera.com, Selasa (25/2/2020).

Dia menambahkan bahwa bagaimanapun juga negara lain harus melakukan segala hal yang kami bisa dilakukan untuk mempersiapkan pandemi potensial.

"Apa yang kami lihat adalah epidemi di berbagai belahan dunia yang memengaruhi negara-negara dengan cara yang berbeda dan memerlukan respons khusus."

Komentar kepala WHO itu muncul ketika para pejabat di Eropa dan Timur Tengah berupaya untuk membatasi penyebaran wabah itu. Sedangkan pasar saham khawatir akan terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi global karena penyebaran virus yang secara resmi dikenal sebagai COVID-19.

Sementara itu, di Italia, tempat lebih dari 200 infeksi dan tujuh kematian, pihak berwenang telah membuat penghalang jalan, membatalkan pertandingan sepak bola, menutup kota-kota yang paling parah terkena dampaknya dan melarang pertemuan publik di wilayah yang luas.

ChannelNewsAsia.com melaporkan bahwa di Iran, jumlah korban tewas yang dikonfirmasi bertambah empat orang sehingga berjumlah 12 orang atau jumlah tertinggi untuk negara di luar China.

Akan tetapi, ada kekhawatiran bahwa situasinya mungkin lebih buruk daripada yang diakui secara resmi. Kantor berita semi-resmi ILNA mengutip seorang anggota parlemen lokal di Qom yang mengatakan 50 orang meninggal di sana.

Hanya saja, Pemerintah Iran membantah laporan itu dan menjanjikan transparansi. Meski begitu, pihak berwenang melaporkan terdapat 64 kasus infeksi di Iran. Sedangkan di China sendiri sebanyak 2.592 orang telah meninggal dari 77.000 infeksi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper