Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Percaya Diri Ekonomi AS Tumbuh di Atas 3 Persen Tahun Ini

Rencana anggaran Gedung Putih untuk tahun fiskal 2021 menyatakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) akan naik 3,1 persen secara year-on-year pada kuartal keempat 2020, diikuti kenaikan 3 persen pada 2021.
Presiden AS Donald Trump berbicara dalam acara penandatanganan UU Otoritas Pertahanan Nasional untuk Tahun Fiskal 2020 di Pangkalan Militer Gabungan (Joint Base) Andrews, Maryland, AS, Jumat (20/12/2019)./Reuters-Leah Millis
Presiden AS Donald Trump berbicara dalam acara penandatanganan UU Otoritas Pertahanan Nasional untuk Tahun Fiskal 2020 di Pangkalan Militer Gabungan (Joint Base) Andrews, Maryland, AS, Jumat (20/12/2019)./Reuters-Leah Millis

Bisnis.com, JAKARTA -  Presiden AS Donald Trump  mencantumkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 3 persen pada anggaran negara tahun ini. Angka ini melebihi perkiraan analis arus utama dan otoritas kunci lainnya di Washington.

Rencana anggaran Gedung Putih untuk tahun fiskal 2021 menyatakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) akan naik 3,1 persen secara year-on-year pada kuartal keempat 2020, diikuti kenaikan 3 persen pada 2021.

Angka tersebut jauh berada di atas proyeksi para ekonom arus utama yang memprediksi PDB justru akan turun menjadi 1,8 persen. Sementara itu, Congressional Budget Office, sebuah badan legislatif non-partisan menyatakan, berdasarkan perkembangan 10 tahun terakhir, pertumbuhan akan melambat menjadi 2,2 persen pada 2020. Adapun, Federal Reserve memperkirakan pertumbuhan hanya berkisar 2 persen tahun ini.

Tahun lalu, PDB AS naik 2,3 persen pada 2019, meleset dari janji Trump sebelumnya sebesar 3,2 persen. Proposal anggaran terbaru mengutip alasan kerugian akibat perang dagang AS-China, pergulatan produsen pesawat Boeing Co., pemogokan oleh ribuan pekerja di General Motors Co. dan banjir bersejarah di Midwest.

Asumsi ekonomi Gedung Putih didasarkan pada pengadopsian kebijakan yang telah diadvokasi oleh pemerintah, yang tidak mungkin berhasil melalui Kongres yang terpecah dalam tahun Pemilu ini. Proyeksi tersebut juga mengasumsikan bahwa pemotongan pajak yang diberlakukan pada 2017 akan diperpanjang.

Pertumbuhan AS secara umum bertahan karena konsumen, didukung oleh kenaikan lapangan kerja yang melampaui perkiraan pada Januari 2020. Namun laju ekspansi secara bertahap melambat sejak 2018 di tengah penurunan investasi bisnis, yang menurun untuk kuartal ketiga berturut-turut pada akhir tahun lalu, dan memudarnya efek dari pemotongan pajak.

Sementara itu, defisit anggaran AS diproyeksi mencapai angka US$1 triliun pada tahun fiskal ini untuk pertama kalinya sejak 2012. Ini juga akan menjadi tahun pertama defisit tinggi seperti itu di samping pasar tenaga kerja yang ketat sejak Perang Dunia II.

Sementara itu, total anggaran yang diusulkan Trump senilai US$4,8 triliun dengan penekanan pada pertahanan dan misi AS ke Mars. Alokasi ini akan memotong tajam dana untuk program-program sosial.

Rencana anggaran ini adalah perwujudan tahun pemilihan dari banyak prioritas kebijakan Trump selama tiga tahun pertamanya di Gedung Putih. Dia mengusulkan melanjutkan upayanya untuk membangun kembali militer AS dengan berinvestasi besar-besaran dalam pengeluaran pertahanan sebesar US$ 740,5 miliar.

Namun, presiden juga menyerukan pemotongan untuk program-program yang dia yakini tidak populer bagi pendukungnya, termasuk pengurangan besar dalam bantuan asing dan program perlindungan lingkungan, juga persyaratan kerja baru yang ketat pada program kesejahteraan seperti kupon makanan dan bantuan perumahan.

"Pemotongan yang dalam ini merupakan pesan yang jelas kepada rakyat Amerika tentang nilai-nilai yang keliru dari administrasi Trump dan prioritas yang salah tempat," kata Nita Lowey, Kepala House Appropriations Committee dilansir Bloomberg, Senin (10/2/2020).

"Saya berharap dapat bekerja dengan kolega saya untuk menolak proposal ini dan sebagai gantinya berinvestasi di keluarga pekerja Amerika," lanjutnya.

Anggaran Trump menunjukkan langkahnya yang semakin menjauh dari janji kampanye untuk menghilangkan utang nasional AS saat lengser nanti. Utang AS telah meningkat US$3 triliun selama tiga tahun pertama Trump menjabat, dan rencananya akan bertambah hingga 2035.

Menurut seorang pejabat administrasi senior, defisit akan turun menjadi US$966 miliar tahun depan. Total utang yang dipegang oleh publik mendekati US$18 triliun dan CBO memperkirakan akan mencapai US$31 triliun pada 2031 berdasarkan undang-undang saat ini.

Anggaran tahunan yang dihasilkan oleh Gedung Putih mencerminkan aspirasi kebijakan pemerintahan yang berkuasa tetapi tidak memiliki kekuatan yang mengikat, karena pengeluaran federal disesuaikan dengan Kongres.

"Dia menyerahkannya kepada Presiden mendatang dan Kongres untuk mencapai kewarasan fiskal," kata Bill Hoagland, mantan asisten anggaran Senat sekarang dengan Pusat Kebijakan Bipartisan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper