Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah China mengecam negara-negara yang memberlakukan pembatasan perjalanan ke China di tengah upaya membendung penyebaran virus corona (coronavirus).
Juru bicara kementerian luar negeri China Hua Chunying pada Kamis (6/2/2020) mengatakan pihak otoritas telah mendaftarkan "keberatan kuat" dengan negara-negara yang telah mengurangi penerbangan ke China selama wabah ini terjadi.
Dia mengatakan negara-negara tersebut mengabaikan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) agar tidak membatalkan rute penerbangan dan membatasi perjalanan ke negara-negara yang terkena dampak.
“Kami menyesalkan serta menentang negara-negara yang bertentangan dengan rekomendasi profesional WHO dan buletin ICAO,” ujar Hua, seperti dilansir dari Bloomberg.
“Tindakan mereka, yang menebarkan kepanikan di kalangan publik, tidak akan membantu mencegah dan mengendalikan epidemi ini. Mereka sangat mengganggu pertukaran personel dengan normal, kerja sama internasional, dan ketertiban pasar internasional untuk transportasi udara,” lanjutnya.
Komentarnya merupakan bagian dari pernyataan keras dari China untuk negara-negara termasuk Amerika Serikar, Australia, dan Singapura, yang melarang perjalanan ke China daratan, membatasi penerbangan, dan membatalkan visa yang sudah dikeluarkan.
Baca Juga
Bahkan Hong Kong, yang kembali dikendalikan pemerintah China pada tahun 1997, telah menutup perlintasan perbatasan dan menyatakan akan segera menerapkan karantina selama 14 hari bagi siapa pun yang memasuki kota itu dari China daratan.
Sebaliknya, China tak segan memuji beberapa sekutunya seperti Pakistan yang membatalkan penerbangan tetapi kemudian memulainya lagi.
Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, yang negaranya telah menerima investasi bernilai miliaran dari China dalam beberapa tahun terakhir, juga menjadi salah satu sekutu paling loyal dan bahkan mengunjungi China pekan ini.
“Kamboja telah menunjukkan teman sejati yang ada saat dibutuhkan,” tulis kementerian luar negeri China mengatakan dalam sebuah pernyataan, ketika pemimpin Kamboja itu bertemu dengan Presiden China Xi Jinping.
“Perdana Menteri Hun Sen tidak hanya telah berbicara untuk China dalam banyak kesempatan, tetapi juga mengunjungi China hari ini. Semua ini adalah bukti persahabatan yang tak terpatahkan dan kepercayaan mendalam antara kedua negara,” tambahnya.
Menolak untuk mengevakuasi warganya, PM Hun Sen mengatakan warga Kamboja di China daratan harus bertahan dan bergabung dengan warga China untuk memerangi penyakit ini.
Menurut Bonnie Glaser, penasihat senior untuk Asia di Center for Strategic and International Studies, saat penanganan epidemi China menghadapi kritik di seluruh dunia, Beijing mencari dan mendapatkan dukungan dari teman-temannya yang sudah teruji seperti Hun Sen.
“Dengan banyak negara Barat mengakhiri penerbangan ke China dan mendorong warganya untuk mengungsi, China pasti merasa terisolasi dan ingin menunjukkan kepada rakyatnya bahwa mereka masih memiliki teman,” jelas Glaser.
Sementara itu, wabah virus corona jenis baru yang berpusat di kota Wuhan ini telah mendorong pemerintah China memerintahkan penutupan akses keluar-masuk untuk sekitar 50 juta penduduk di provinsi Hubei seiring dengan upayanya menghentikan penyebaran virus.