Bisnis.com, JAKARTA - Tiga warga negara Indonesia (WNI) tidak dapat dievakuasi dari Provinsi Hubei, China, karena tidak memenuhi persyaratan kesehatan untuk terbang.
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Judha Nugraha menjelaskan ketiganya tidak lolos pemindaian kesehatan bukan berarti terjangkit novel virus corona.
Menurutnya, otoritas China memang memberi sejumlah persyaratan kesehatan yang harus dipenuhi bagi setiap orang yang akan meninggalkan Hubei, wilayah terdampak novel coronavirus atau virus corona.
"Mereka saat ini tidak terindikasi virus corona sehingga bisa kembali ke asrama universitas masing-masing," ujarnya ketika dihubungi Bisnis.com, Minggu (2/2/2020).
"Ada beberapa persyaratan kesehatan untuk boarding, antara lain tidak sedang menderita demam," katanya.
Sebanyak 237 WNI dari total 244 orang berhasil dipulangkan dari Provinsi Hubei, China, ke Indonesia pada Minggu (2/2/2020).
Baca Juga
Dalam pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri, pada proses menjelang kepulangan, terdapat empat WNI yang memilih untuk tetap tinggal di Wuhan, China, karena alasan keluarga. Sedangkan, tiga WNI tidak dapat memenuhi persyaratan kesehatan untuk terbang.
"KBRI Beijing terus menjalin komunikasi dengan ketiga WNI tersebut dan berkoordinasi dengan pihak asrama universitas serta otoritas China untuk memastikan kondisi dan kebutuhan yang mereka perlukan. Kemlu [Kementerian Luar Negeri] juga telah menghubungi keluarga masing-masing di Indonesia," demikian pernyataan resmi Kemenlu, Minggu (2/2/2020).
Sementara itu, total orang yang berhasil dikembalikan ke Tanah Air oleh Tim Pemulangan Pemerintah Indonesia berjumlah 243 orang.
Mereka terdiri dari 237 WNI yang tinggal di Provinsi Hubei, satu warga negara asing yang berstatus suami WNI, serta lima anggota Tim Aju KBRI Beijing. Keseluruhan penumpang telah tiba dengan selamat di Natuna.
Sesuai protokol kesehatan, seluruh penumpang telah melalui pemeriksaan kesehatan berlapis baik yang dilakukan otoritas kesehatan China maupun Tim Dokter Indonesia di Bandara Internasional Wuhan. Hal ini dilakukan untuk memastikan seluruh penumpang dalam keadaan sehat.
Saat transit di Batam dan sebelum dipindahkan ke pesawat TNI AU, seluruh penumpang kembali menjalani pemeriksaan kesehatan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Batam dan dinyatakan seluruhnya dalam kondisi sehat.
Setiba di Natuna, para penumpang menjalani proses observasi selama 14 hari di Lanud Raden Sadjad.
Kementerian Kesehatan, TNI dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana telah menyiapkan fasilitas umum dan kesehatan untuk keamanan dan kenyamanan bersama.