Kabar24.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo meminta industri pertahanan melakukan lompatan. Dia berharap sektor ini dapat melakukan perluasan pasar ekspor, meningkatkan kapabilitas, serta sinergi rantai produksi.
“Yang ini saya lihat, beberapa sudah dilakukan baik PT PAL, PT Pindad maupun PT DI [Dirgantara Indonesia] ini sebuah lompatan yang kita memerlukan pasar yang lebih besar lagi,” katanya dalam keterangan resmi, Senin (27/1/2020).
Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam kunjungan ke PT PAL di Surabaya, Senin (27/1/2020). Jokowi bersama jajarannya memimpin rapat terbatas serta melakukan peninjauan terhadap kapal selam pertama buatan Indonesia.
Lebih lanjut, Jokowi mengingatkan pentingnya transfer teknologi, kerja sama produksi dengan perusahaan pelat merah, dan peningkatan tingkat kandungan dalam negeri. Tidak kalah penting juga sinergi rantai produksi dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta korporasi swasta.
RI 1 juga berharap pengembangan alat utama sistem pertahanan (alutsista) mampu menyerap dan mengadopsi teknologi digital.
“Ini memerlukan lompatan, saya yakin dengan BUMN kita berpartner dengan perusahaan luar yang sudah memiliki reputasi saya kira ini lebih cepat kita mengadaposi perkembangan militer terkini,” jelasnya.
Adapun teknologi terkini yang dia maksud adalah penguasaan otomatisasi, sensor, pengindraan jarak jauh, serta jaringan 5G. Itu semua mengarah pada sistem persenjataan otonom serta pertahanan siber.
Sementara itu saat ini pemerintah mengalokasikan APBN senilai Rp127 triliun. Satu yang menjadi tujuan adalah mengembangkan industri pertahanan, sehingga mampu memenuhi permintaan pasar.
Turut hadir dalam Ratas kali ini Menko Polhukam Mahfud MD, Menko PMK Muhadjir Effendy, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan, Seskab Pramono Anung, KSP Moeldoko, Menlu Retno Marsudi.
Selanjutnya, Menhan Prabowo Subianto, Menkeu Sri Mulyani, Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita, Menkominfo Jhonny G Plate, Menristek/BRIN Bambang Brodjonegoro, Menteri BUMN Erick Thohir, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Idham Aziz, dan para eselon satu di lembaga kepresidenan.