Bisnis.com, JAKARTA – Virus corona (coronavirus) baru yang ditengarai menjadi penyebab wabah penyakit serupa SARS di Wuhan, China, lagi-lagi memakan korban jiwa.
Pejabat kesehatan di kota tersebut mengkonfirmasikan kematian orang keempat akibat virus ini. Seorang pria berusia 89 tahun, yang memiliki riwayat hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung koroner, meninggal dunia pada 19 Januari setelah menjalani perawatan di rumah sakit sehari sebelumnya.
Virus ini juga berdampak pada para pekerja medis, sekaligus meningkatkan risiko menyebarnya penyakit yang diakibatkan virus tersebut kala jutaan warga bersiap untuk melakukan perjalanan menjelang liburan Tahun Baru Imlek.
Wuhan kini memiliki hampir 200 kasus terkait virus corona. Kasus infeksi juga dilaporkan di Beijing dan provinsi Guangdong di China selatan.
Di luar China, kasus yang sama dilaporkan terjadi di Korea Selatan, Thailand, dan Jepang. Kasus-kasus ini melibatkan pengunjung dari Wuhan ataupun yang mengunjungi kota tersebut.
Virus corona baru telah menarik perhatian dunia internasional karena kemiripannya dengan virus yang memicu Sindrom Pernapasan Akut Parah, atau SARS, dan menyebabkan hampir 800 orang tewas sekitar 17 tahun yang lalu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkonfirmasikan bahwa patogen baru itu ditularkan antarmanusia, bukan hanya dari hewan ke manusia seperti yang awalnya diduga.
Kantor berita Xinhua mengabarkan bahwa lima belas tenaga profesional medis telah terdampak virus, satu di antaranya dalam keadaan sakit parah.
“Risiko dari virus ini menyebabkan pandemonium yang meningkat karena menyebar dari berbagai negara, dan kita sekarang melihat bahwa ini dapat lebih mudah ditularkan antarmanusia,” ujar Sanjaya Senanayake, seorang associate professor kedokteran di Australian National University.
“Dibandingkan dengan SARS, satu-satunya faktor baik, saya kira, saat ini tampaknya adalah tingkat kematian yang rendah,” tambah Senanayake, seperti dilansir Bloomberg (Selasa, 21/1/2020).
Jumlah kasus di China melonjak selama akhir pekan kemarin saat otoritas kesehatan di seluruh dunia meningkatkan pengujian virus, yang mencakup gejala seperti demam dan batuk.
Seiring dengan datangnya liburan Tahun Baru Imlek, penyebaran virus dapat meningkat.
Komisi kesehatan China telah memutuskan untuk memasukkan virus corona dalam kategori penyakit menular Kelas B, yang melingkupi SARS, sembari mengambil langkah-langkah pencegahan yang biasanya digunakan untuk penyakit paling serius, seperti kolera dan wabah.
Sementara itu, negara-negara lain telah bersiaga dengan meningkatkan langkah skrining atas turis-turis yang datang.
Bandara internasional di New York, Los Angeles, dan San Francisco mulai melakukan skrining pada Jumat malam (17/1/2020), menyusul tindakan pengawasan oleh sejumlah kota di Asia beberapa hari setelah wabah ini dilaporkan pada Desember.
“Dari sudut pandang kesehatan masyarakat, baik di tingkat nasional dan internasional, Anda harus mengasumsikan skenario terburuk - seperti skenario SARS - dimana terdapat kasus-kasus mulai dari Hong Kong hingga ke seluruh dunia,” lanjut Senanayake.
WHO dikabarkan akan mengadakan pertemuan komite darurat pada 22 Januari di Jenewa untuk membahas "apakah wabah tersebut merupakan darurat kesehatan publik yang menjadi perhatian internasional, serta rekomendasi apa yang harus dibuat untuk mengendalikannya".