Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lapor Wapres, Kepala Brin Dorong BATAN Cari Mitra

Teknologi iradiasi ini memberikan banyak keuntungan khususnya untuk para pengusaha dan industri penghasil makanan. Dengan teknologi ini rasa makanannya tidak akan berubah dengan layak dikonsumsi lebih panjang.
Menristek Bambang Brodjonegoro
Menristek Bambang Brodjonegoro

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah mendorong  Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) membuka peluang kerjasama dengan pelaku usaha untuk memperbanyak iradiator gamma.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro menuturkan prospek pemanfaatan teknologi ini sangat tinggi. Bahkan iradiator gamma milik BATAN di Serpong dimanfaatkan dengan intensitas tinggi untuk berbagai keperluan mulai dari pemenuhan kebutuhan produsen makanan, produk pertanian hingga peratalan medis.

“Wapres meminta kepada saya [BRIN] agar mendorong Batan untuk menambah peralatan iradiator gama ini di berbagai tempat di Indonesia, terutama di daerah-daerah yang menghasilkan produk pertanian dan perikanan sehingga mereka bisa menjaga daya tahan dari produk mereka,” kata Bambang di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Senin (20/1/2020).

Iradiator merupakan teknologi tepat guna yang berfungsi memperpanjang umur bahan makanan dengan konsep sterilisasi. Teknologi iradiasi ini memberikan banyak keuntungan khususnya untuk para pengusaha dan industri penghasil makanan. Dengan teknologi ini rasa makanannya tidak akan berubah dengan layak dikonsumsi lebih panjang.

“Saya sudah sampaikan ke Batan beberapa waktu lalu agar iradiator gamma ini dikembangkan, saya juga mendorong mereka tidak harus bergantungt kepada APBN, tetapi bisa bekerja sama langsung dengan pemerintah daerah atau dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU),” katanya.

Bambang, yang pada periode pertama pemerintahan Joko Widodo memimpin Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) ini, menilai prospek bisnis dari iradiator gamma sangat tinggi. Untuk itu dirinya meyakini jika Batan dapat bersungguh-sungguh memperbanyak teknologi ini tanpa bergantung APBN. Tujuannya akan lebih banyak masyarakat yang dapat memanfaatkan.

“Alatnya mahal tapi semahal-mahalnya alat, kalau ada potensi yang jauh lebih besar dari harganya ya bisa kita adakan, skema [bisnisnya] tidak harus menunggu APBN ,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper