Bisnis.com, KIEV - Pemerintah Ukraina sedang mengkaji empat teori terkait jatuhnya pesawat sipil mereka di wilayah Iran di saat Negeri Para Mullah itu sedang berseteru dengan Amerika Serikat.
Seorang pejabat tinggi keamanan Ukraina, Kamis (9/1/2020) membeberkan empat teori utama mengapa sebuah pesawat Ukraina jatuh di Iran yang menewaskan 176 orang, termasuk kemungkinan serangan rudal dan terorisme.
Oleksiy Danylov, sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, membuat pernyataan sebagai laporan awal oleh para penyelidik Iran mengatakan, pesawat itu, Boeing 737-800, telah terbakar sesaat sebelum jatuh.
Ukraina sedang melihat berbagai kemungkinan penyebab kecelakaan itu, termasuk kemungkinan serangan rudal, tabrakan, ledakan mesin atau terorisme, tulisnya dalam posting Facebook.
Kecelakaan itu terjadi beberapa jam setelah Iran melancarkan serangan rudal terhadap pasukan pimpinan AS di Irak, membuat beberapa orang berspekulasi bahwa pesawat itu mungkin terkena tembakan.
Tetapi penilaian awal oleh badan intelijen Barat adalah bahwa pesawat itu mengalami kerusakan teknis dan bukan dijatuhkan oleh rudal. Lima sumber keamanan - tiga orang Amerika, satu Eropa dan Kanada - yang meminta tidak disebutkan namanya, mengatakan hal itu kepada Reuters.
Danylov mengatakan para penyelidik Ukraina di Iran ingin mencari tempat jatuhnya kemungkinan puing-puing rudal Rusia setelah melihat laporan tentang kemungkinan keberadaannya di internet.
Dia merujuk pada gambar yang tidak diverifikasi yang diedarkan di media sosial Iran yang konon menunjukkan puing-puing rudal permukaan-ke-udara Tor-M1 buatan Rusia dari jenis yang digunakan oleh militer Iran.
"Komisi (investigasi) kami sedang berbicara dengan pihak berwenang Iran tentang mengunjungi lokasi kecelakaan dan bertekad untuk mencari potongan-potongan rudal pertahanan udara Tor Rusia mengenai informasi di internet," Danylov secara terpisah mengatakan kepada situs berita Ukraina Censor.net .
Dia mengatakan Ukraina akan memanfaatkan keahlian yang dipelajari dari melakukan penyelidikan sendiri dalam penembakan 2014 penerbangan Malaysia Airlines MH-17 atas Ukraina timur, sebuah insiden yang menewaskan semua 298 orang di dalamnya.