Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cerita Wapres Ma'ruf Amin Memilih Staf Khususnya

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menampik para staf khusus merupakan upaya menampung para pengusung dirinya dalam Pilpres lalu yang didominasi sosok dari organisasi Nahdatul Ulama. 
Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberikan keterangan kepada wartawan terkait dengan sejumlah isu yang berkembang./Bisnis-Anggara Pernando
Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberikan keterangan kepada wartawan terkait dengan sejumlah isu yang berkembang./Bisnis-Anggara Pernando

Kabar24.com, JAKARTA — Kantor Wakil Presiden telah menetapkan delapan orang staf khusus untuk membantu Wakil Presiden Ma'ruf Amin menjalankan tugas kedinasannya. 

Latar belakang para staf khusus itu dari berbagai kalangan. Ada yang berlatar belakang sebagai organisasi masyarakat seperti Nahdatul Ulama, namun juga ada akademisi maupun staf khusus era Wakil Presiden Jusuf Kalla. Lalu apa pertimbangan penunjukan orang dekat wakil presiden ini?

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan bahwa kriteria utama menjadi staf khusus adalah sosok yang dikenalnya dan memiliki kemampuan yang sesuai. Selain itu staf khusus wakil presiden juga sosok yang memiliki integritas. 

"Kalau yang ingin jadi staf khusus sih banyak, tetapi saya memilih kriterianya yang seperti itu. Saya kenal baik, saya tahu kemampuan saya juga tahu integritasnya," kata Ma'ruf di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Kamis (28/11/2019).

Dengan kriteria ini, Ma'ruf memastikan staf khusus Lukmanul Hakim yang sedang dilaporkan ke kepolisian tetap memenuhi syarat. 

"Lukmanul Hakim itu sudah ada klarifikasi," katanya.

Ma'ruf juga menampik para staf khusus merupakan upaya menampung para pengusung dirinya dalam Pilpres lalu yang didominasi sosok dari organisasi Nahdatul Ulama. 

"Termasuk, ya termasuk. Tapi tidak semuanya orang NU. Ya ada orang NU-nya, ada bukannya. Ada orang lamanya, [latar belakangnya] campur saja," katanya.

Sementara untuk keberadaan tim ahli, dia memastikan belum akan membentuk dalam waktu dekat. 

"Kalau menurut aturannya boleh, tapi nanti sajalah. Kita pikirkan belakangan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper