Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BNPB : Gerakan Tanah di Nusalaut Masih Dikaji

Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku telah melakukan peninjauan lapangan atas fenomena pergerakan tanah yang terjadi di Desa Sila, Kecamatan Nusalaut, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Jumat (8/11).
fenomena pergerakan tanah yang terjadi di Maluku/istimewa
fenomena pergerakan tanah yang terjadi di Maluku/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku telah melakukan peninjauan lapangan atas fenomena pergerakan tanah yang terjadi di Desa Sila, Kecamatan Nusalaut, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Jumat (8/11).

Melalui siaran persnya, Agus Wibowo, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, mengatakan dari hasil peninjauan tersebut ditemukan data penurunan tanah dari 1,5 meter menjadi 9 meter dengan ukuran panjang 3 meter dan lebar 1,5 meter.

Adapun luas daerah yang mengalami keretakan kurang lebih mencapai 100 meter memanjang ke arah laut dengan lebar sekitar 25 meter. Di samping, itu tim TRC juga menemukan adanya air yang tidak berwarna (bening), terasa asin dan tidak berbau.

"Atas tinjauan sementara itu, tim BPBD Provinsi Maluku telah berkoordinasi dengan Dinas ESDM Provinsi Maluku serta meminta bantuan dari Badan Geologi Kementerian ESDM RI guna melakukan kajian teknis terkait kejadian tersebut.," jelas Agus pada Jumat (8/11/2019).

Sebelumnya dilaporkan bahwa terjadi penurunan tanah  atau amblasan di wilayah permukiman warga Desa Sila, Nusalaut berukuran sekitar 75 centimeter dengan luas sekitar 50 m pada Senin (4/11/2019) lalu.

Dari peristiwa itu sedikitnya 4 unit rumah rusak dan 2 KK terpaksa mengungsi ke tetangga. Petugas dari Polsek Nusalaut juga telah memasang rambu tali pembatas agar warga tidak memasuki area pergerakan tanah untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.

"Masyarakat di sekitar lokasi terdampak diharapkan tidak beraktivitas di area retakan atau amblasan dan tidak terpengaruh dengan berita terkait peristiwa tersebut dari sumber yang tidak bisa dipertanggungjawabkan," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Agne Yasa
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper