Bisnis.com, JAKARTA – Uber Technologies Inc membukukan kerugian yang lebih besar pada kuartal III/2019 menyusul melambungnya biaya. Saham perusahaan anjlok 4,4 persen pada perdagangan after-hours.
Meskipun masih merugi, perusahaan transportasi online ini menjanjikan laba pada akhir tahun 2021 karena pendapatan kuartalan melampaui ekspektasi analis.
CEO Uber Dara Khosrowshahi mengatakan pada konferensi pers bahwa perusahaan akan mencapai profitabilitas EBITDA yang disesuaikan untuk tahun 2021. Langkah ini mengikuti pengumuman serupa oleh pesaingnya, Lyft Inc.
Tetapi Uber pada saat yang sama menghabiskan banyak modal untuk berekspansi ke bidang bisnis baru dan menawarkan promosi besar-besaran untuk mendapatkan pangsa pasar.
Pengeluaran biaya Uber melonjak sekitar 33 persen menjadi US$4,92 miliar pada kuartal III. Pemesanan kotor, yang meliputi transportasi online, mobilitas, pengiriman makanan, dan pembayaran pengiriman sebelum biaya dan pengeluaran lainnya, naik 29,4 persen dari tahun sebelumnya menjadi US$16,47 miliar.
"Ini menjadi satu kuartal lagi dengan kerugian lebih dari satu miliar, tapi saya tidak yakin mengapa ada orang yang terkejut dengan hal itu," kata Clement Thibault, analis di invest.com, seperti dikutip Reuters.
Baca Juga
"Uber tidak melakukan apa-apa selain mencatatkan kerugian sejauh ini," katanya, menambahkan bahwa hal ini tidak mengubah pandangan analis terhadap perusahaan.
Uber, yang dikenal dengan aplikasi transportasi online yang tersedia di lebih dari 700 kota di seluruh dunia, telah mendiversifikasi bisnisnya selama beberapa tahun terakhir.
Perusahaan ini membangun lini bisnis pengiriman makanan dan bisnis angkutan truk jangka panjang, mengembangkan mobil otonom, menawarkan layanan perbankan kepada pengemudi dan bahkan merencanakan angkutan penumpang tanpa awak komersial pada tahun 2023.
Saham Uber diperkirakan akan semakin tertekan pada hari Rabu, ketika pembatasan penjualan saham dicabut. Sejumlah analis memperkirakan lebih dari 80 persen saham yang beredar akan memenuhi syarat untuk dijual.
Uber mengatakan bahwa pengguna platform aktif bulanannya meningkat menjadi 103 juta secara global pada kuartal ketiga, dari 82 juta pada tahun sebelumnya, tetapi masih di bawah perkiraan analis sebesar 105,5 juta pengguna, menurut data IBES dari Refinitiv.
Meskipun kinerja laba kurang memuaskan, pendapatan Uber naik hampir 30 persen menjadi US$3,81 miliar, di atas estimasi analis sebesar US$3,69 miliar.
Pendapatan dari bisnis transportasi Uber naik sekitar 19 persen menjadi US$2,90 miliar sementara penjualan dari segmen Uber Eats naik 64 persen.
Kerugian bersih yang diatribusikan kepada perusahaan melebar menjadi US$1,16 miliar pada kuartal III dari US$986 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.