Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS dan China Akan Teken Kesepakatan Dagang Bulan Depan?

Presiden China Donald Trump mengatakan China telah mengindikasikan bahwa negosiasi mengenai kesepakatan perdagangan awal berjalan positif.
Perang dagang AS-China/istimewa
Perang dagang AS-China/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden China Donald Trump mengatakan China telah mengindikasikan bahwa negosiasi mengenai kesepakatan perdagangan awal berjalan positif.

Pernyataan tersebut meningkatkan harapan bahwa para pemimpin kedua negara dapat menandatangani perjanjian pada pertemuan bulan depan di Chili.

"Mereka (China) telah memulai pembelian (produk pertanian AS). Saya ingin lebih dari itu," kata Trump pada hari Senin dalam pertemuan kabinet di Gedung Putih, seperti dikutip Bloomberg, Senin (21/10/2019).

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Wilbur Ross mengatakan bahwa lebih penting untuk mendapatkan rincian perjanjian dengan benar sebelum Trump menandatanganinya pada rencana pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping bulan depan di Chili.

Bursa saham AS ditutup menguat, dengan indeks S&P ditutup di atas level 3.000, mendekati level tertinggi sepanjang masa setelah pernyataan Trump tersebut.

Ross juga mengatakan kepada Fox Business Network bahwa "inti utama" dari perjanjian akan datang dalam dua fase tambahan yang belum selesai.

Dengan perjanjian pendahuluan yang dicapai awal bulan ini, China akan meningkatkan pembelian komoditas pertanian AS secara signifikan dan menyetujui beberapa kesepakatan di bidang kekayaan intelektual, layanan keuangan, dan konsesi mata uang.

Sebagai gantinya, AS berjanji untuk membatalkan kenaikan tarif yang rencananya berlaku pertengagan bulan November, tepat sebelum musim belanja Natal.

Perjanjian tersebut merupakan jeda dalam perang dagang yang telah berlangsung selama 18 bulan dan telah merusak ekonomi kedua negara, tetapi masih belum mencapai perombakan dramatis kebijakan ekonomi China yang dicari oleh Trump.

Perjanjian tersebut juga tidak membahas Huawei Technologies Co., yang telah menandatangani kontrak komersial 5G bahkan ketika AS berupaya membujuk negara lain untuk memasukkan perusahaan tersebut ke daftar hitam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper