Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dipanggil Jokowi Jadi Menteri, Ini Prestasi Tito Karnavian

Kapolri Jenderal Tito Karnavian ikut dipanggil Presiden Joko Widodo ke Istana Negara pada Senin (21/10/2019) siang ini. Belum diketahui maksud kedatangan Tito ke Istana, namun Jokowi sempat menyebut bahwa hari ini ia akan mengenalkan jajaran yang mengisi kabinetnya.
Jenderal Polisi Tito Karnavian mengucapkan sumpah jabatan sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) saat pelantikan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/7). /Antara
Jenderal Polisi Tito Karnavian mengucapkan sumpah jabatan sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) saat pelantikan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/7). /Antara

Bisnis.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian ikut dipanggil Presiden Joko Widodo ke Istana Negara pada Senin (21/10/2019) siang ini. Belum diketahui maksud kedatangan Tito ke Istana, namun Jokowi sempat menyebut bahwa hari ini ia akan mengenalkan jajaran yang mengisi kabinetnya.

Nama pria kelahiran Palembang 54 tahun silam ini cukup melejit saat menjabat sebagai Kapolda DKI Jakarta. Tito mengawali kariernya sebagai polisi saat memasuki Akademi Kepolisian seusai lulus dari SMA Negeri 2 Palembang.

Tito sendiri sempat dihadapkan pada beberapa pilihan universitas seusai ia lulus SMA. Orang tuanya pun menginginkan dirinya agar menjadi dokter. Namun, Tito lebih memilih masuk Akpol dan menjadi Polisi.

Tito lulus dari Akpol saat usianya menginjak 23 tahun dan mendapat bintang Adhi Makayasa sebagai lulusan Akpol terbaik. Ia langsung ditugaskan di Polres Jakarta Pusat sebagai Kanit Jatanras

Namanya pun mulai dikenal saat ia berhasil menangkap Tomy Soeharto, dalang pembunuhan Hakim Agung Safiudin, pada tahun 2001. Tito menjabat sebagai ketua Tim Kobra bentukan Reskrim Polda Metro Jaya.

Setelah itu, ia ditugaskan di detasemen 88 Anti Teror Polda Metro Jaya pada tahun 2004. Dia memimpin tim dengan 75 personil. Saat itu dia juga berhasil membongkar dan menangkap teroris di Indonesia.

Tim ini setidaknya melumpuhkan teroris Azahari Husin dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, pada November 2005 silam. Tak hanya itu, Tito juga berhasil menangkap DPO kasus konflik Poso pada 2007. Dia juga berhasil meringkus pimpinan teroris Noordin M Top pada tahun 2009.

Keberhasihalnnya dalam menangani terorisme membuat Tito ditarik ke Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Tak lama kemudian, Pada 2012, Tito ditugaskan menjadi Kapolda Papua selamay dua tahun. Dia pun ditarik ke mabes Polri manjadi assisten rencana anggaran (asrena) Kapolri.

Pada 2015 nama Tito semakin melejit saat ditunjuk menjadi Kapolda Metro Jaya. Dia dinilai baik dalam menangani kejadian teroris Bom Sarinah Thamrin, Jakarta.

Susksenya terus berlanjut, baru sekitar sembilan bulan jadi Kapolda, dia didapuk sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Tiga bulan di BNPT Tito pun diminta Jokowi untuk menjadi Kapolri menggantikan Jenderal Badrodin Haiti karena pensiun. Penunjukkan Tito ini memotong karier sejumlah seniornya yang berpeluang untuk menjadi Kapolri.

Kendati begitu, nama Tito tetap diajukan oleh Jokowi ke DPR dan dapat respon positif. Jokowi pun melantik Tito sebagai Kapolri pada Juni 2016.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper