Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Optimistis Perjanjian Dagang dengan China Tercapai Bulan Depan

Perang dagang antara AS dengan China sudah berlangsung sejak 2018.
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menghadiri pertemuan bilateral kedua negara di sela-sela KTT G20 di Osaka, Jepang, Sabtu (29/6/2019)./Reuters-Kevin Lamarque
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menghadiri pertemuan bilateral kedua negara di sela-sela KTT G20 di Osaka, Jepang, Sabtu (29/6/2019)./Reuters-Kevin Lamarque

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden AS Donald Trump menyatakan kesepakatan dagang dengan China bisa ditandatangani pada pertengahan November 2019.
 
"Saya pikir perjanjian itu bisa ditandatangani dengan mudah, semoga saat berlangsung Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Chile, di mana Presiden Xi [Presiden China Xi Jinping] dan saya sama-sama hadir," paparnya dalam sebuah konferensi pers di Gedung Putih, Jumat (18/10/2019) waktu setempat.
 
Trump mengklaim pembicaraan yang berlangsung antara AS dengan China berjalan dengan baik.
 
Seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (19/10), KTT yang dimaksud adalah pertemuan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) pada 16-17 November 2019 di Chile. Dalam acara tersebut, Wakil Perdana Menteri (PM) China Liu He dijadwalkan menyampaikan paparan terkait perkembangan negosiasi dagang dengan Negeri Paman Sam.
 
Sebelumnya, Washington mengumumkan bahwa China telah sepakat untuk membeli produk pertanian senilai US$50 miliar per tahun dari AS. Hal itu merupakan bagian dari tahap pertama perjanjian dagang kedua negara.
 
Tahap pertama ini disampaikan di Gedung Putih pada pekan lalu, ketika He  berkunjung ke AS. Pejabat AS menuturkan tahap kedua negosiasi dagang akan membahas isu-isu yang lebih "berisiko", termasuk transfer teknologi secara paksa dan masalah layanan non finansial.

Perang dagang antara dua negara dengan ekonomi terbesar dunia itu sudah berlangsung sejak 2018, dan berdampak pada perlambatan ekonomi global. Meski sudah ada serentetan negosiasi antara AS dan China, tapi belum ada kesepakatan final atas isu ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper