Bisnis.com, JAKARTA -- Proses peneyelesaian kesepakatan Brexit serta perundingan dagang yang berlangsung alot selama 3 tahun terakhir sedikit banyak telah berdampak pada perlambatan ekonomi dunia.
Presiden World Bank David Malpass mengatakan prospek ekonomi global kemungkinan akan semakin memburuk kecuali pembuat kebijakan segera menyelesaikan ketidakpastian tentang perdagangan dan Brexit.
"Ada kemungkinan untuk prospek yang lebih cerah tahun depan jika ada kejelasan lebih lanjut dalam prospek perdagangan dan Brexit, termasuk hubungan perdagangan AS-China," kata Malpass kepada wartawan di Washington, dikutip melalui Bloomberg, Kamis (17/10/2019).
Dia menambahkan, selain penyelesaian sengketa perdagangan dan Brexit, perubahan kebijakan peningkatan pertumbuhan di negara-negara tertentu juga akan membantu perbaikan prospek ekonomi.
Beberapa hari yang lalu, International Monetary Fund memangkas proyeksi pertumbuhan global untuk kelima kalinya menjadi 3% untuk 2019, turun dari proyeksi 3,2% yang disampaikan pada Juli.
Pada kesempatan lain, World Bank memangkas proyeksi pertumbuhan 2019 pada Juni menjadi 2,6% dan memperkirakan rebound sebesar 2,7% pada 2020 diikuti dengan pertumbuhan 2,8% pada 2021.
"Ketika kita melihat data hari ini, kemungkinan akan ada penurunan lebih lanjut. Namun, selalu ada peluang untuk kabar baik dari pertemuan tahunan IMF-World Bank kali ini," kata Malpass.
World Bank telah memperingatkan bahwa meningkatnya ketegangan perdagangan antara ekonomi utama dan ketidakpastian kebijakan lainnya kini disertai dengan investasi global yang lebih lambat dan optimisme yang semakin berkurang.
Presiden AS Donald Trump, yang menominasikan mantan pejabat Departemen Keuangan Malpass untuk memimpin World Bank tahun ini, telah menjadi penyebab utama ketidakpastian setelah dia memberlakukan tarif terhadap impor China dan mengancam sanksi lain terhadap Eropa dan Meksiko.
Malpass mengungkapkan bahwa World Bank kemungkinan akan menurunkan proyeksi pertumbuhan untuk Inggris dan Uni Eropa jika Inggris meninggalkan Uni Eropa pada 31 Oktober tanpa kesepakatan.
"Brexit menjadi variabel utama dalam prospek Uni Eropa," katanya.