Bisnis.com, JAKARTA – Tim penyelamat Jepang bekerja tidak mengenal waktu hingga hari ini akibat topan Hagibis yang telah menewaskan 74 orang dan menyebabkan kerusakan luas di hampir seluruh wilayah negara itu.
Hagibis menghantam Jepang sejak Sabtu lalu disertai angin kencang dan hujan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang memicu tanah longsor dan menyebabkan puluhan sungai meluap.
Tadi malam, lembaga penyiaran publik NHK memperkirakan jumlah korban tewas mencapai 74 orang dan puluhan lainnya hilang.
Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan tidak ada rencana untuk memperlambat operasi penyelamatan yang melibatkan sekitar 110.000 polisi, penjaga pantai, pemadam kebakaran dan pasukan militer.
“Pekerjaan penyelamatan dan pencarian orang-orang yang hilang terus berlanjut sepanjang waktu,” kata Abe kepada parlemen seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Rabu (16/10/2019).
Dia mengatakan sungai-sungai meluap dan pekerjaan sedang dilakukan untuk memperbaiki titik-titik di mana pinggir sungai rubuh dan air dipompa keluar ketika banjir terjadi.
Kantornya menyatakan lebih dari 3.000 orang diselamatkan setelah bencana yang menghantam 36 dari 47 prefektur di negara itu.
Kementerian pertahanan telah memanggil beberapa ratus tentara cadangan selain tentara yang aktif untuk pertama kalinya sejak gempa bumi dan tsunami pada 2011.
Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako “sangat berduka untuk begitu banyak orang yang terkena dampak,” kata seorang pejabat Badan Rumah Tangga Kekaisaran.