Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tim Penyelamat Terus Bekerja, Korban Tewas Hagibis Capai 74 Orang

Hagibis menghantam Jepang sejak Sabtu lalu disertai angin kencang dan hujan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang memicu tanah longsor dan menyebabkan puluhan sungai meluap.
Seorang pria berbicara dengan petugas penyelamat setelah Topan Hagibis, yang menyebabkan banjir parah di Sungai Chikuma di Nagano, Prefektur Nagano, Jepang, 14 Oktober 2019./REUTERS-Kim Kyung-Hoon
Seorang pria berbicara dengan petugas penyelamat setelah Topan Hagibis, yang menyebabkan banjir parah di Sungai Chikuma di Nagano, Prefektur Nagano, Jepang, 14 Oktober 2019./REUTERS-Kim Kyung-Hoon

Bisnis.com, JAKARTA – Tim penyelamat Jepang bekerja tidak mengenal waktu hingga hari ini akibat topan Hagibis yang telah menewaskan 74 orang dan menyebabkan kerusakan luas di hampir seluruh wilayah negara itu.

Hagibis menghantam Jepang sejak Sabtu lalu disertai angin kencang dan hujan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang memicu tanah longsor dan menyebabkan puluhan sungai meluap.

Tadi malam, lembaga penyiaran publik NHK memperkirakan jumlah korban tewas mencapai 74 orang dan puluhan lainnya hilang.

Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan tidak ada rencana untuk memperlambat operasi penyelamatan yang melibatkan sekitar 110.000 polisi, penjaga pantai, pemadam kebakaran dan pasukan militer.

Tim Penyelamat Terus Bekerja, Korban Tewas Hagibis Capai 74 Orang

“Pekerjaan penyelamatan dan pencarian orang-orang yang hilang terus berlanjut sepanjang waktu,” kata Abe kepada parlemen seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Rabu (16/10/2019).

Dia mengatakan sungai-sungai meluap dan  pekerjaan sedang dilakukan untuk memperbaiki titik-titik di mana pinggir sungai rubuh dan air dipompa keluar ketika banjir terjadi.

Kantornya menyatakan lebih dari 3.000 orang diselamatkan setelah bencana yang menghantam 36 dari 47 prefektur di negara itu.

Kementerian pertahanan telah memanggil beberapa ratus tentara cadangan selain tentara yang aktif untuk pertama kalinya sejak gempa bumi dan tsunami pada 2011.

Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako “sangat berduka untuk begitu banyak orang yang terkena dampak,” kata seorang pejabat Badan Rumah Tangga Kekaisaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper