Bisnis.com, JAKARTA - Hujan deras menghambat upaya puluhan ribu anggota tim penyelamat Jepang untuk mencari para korban setelah topan Hagibis melanda negara itu hingga menyebabkan korban tewas mencapai 58 orang sampai Selasa (15/10/2019) pagi ini.
Topan Hagibis membawa angin kencang dan hujan lebat di 36 dari 47 prefektur negara itu. Akibatnya, terjadi tanah longsor dan bencana banjir.
Jumlah korban tewas akibat bencana itu terus meningkat penyiar radio NHK Selasa (15/10/2019) pagi mengatakan 58 orang tewas, sedangkan puluhan lainnya masih hilang.
Pemerintah Jepang melansir angka korban tewas yang lebih rendah, tetapi masih memperbarui informasinya.
"Bahkan sekarang, banyak orang masih belum ditemukan di daerah yang dilanda bencana," ujar Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan pada pertemuan darurat bencana seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Selasa (15/10/2019)
Abe mengatakan tim penyelamat mencoba yang terbaik untuk mencari dan menyelamatkan mereka dengan bekerja siang dan malam. Dia kemudian berjanji untuk "melakukan apa pun yang bisa dilakukan negara" bagi para korban dan mereka yang selamat.
Baca Juga
Seorang pekerja penyelamat mengarungi air setelah Topan Hagibis, yang menyebabkan banjir parah, dekat Sungai Chikuma di Prefektur Nagano, Jepang, 14 Oktober 2019./Reuters
Dia juga memerintahkan kementerian pertahanan untuk memanggil 1.000 pasukan cadangan untuk bergabung dengan 31.000 pasukan aktif dalam operasi pencarian. Tetapi, pekerjaan penyelamatan yang berlanjut hingga malam kemarin berisiko gagal akibat hujan lebat yang turun di Jepang bagian tengah dan timur.
"Saya meminta orang untuk tetap waspada sepenuhnya dan terus mengawasi tanah longsor dan banjir sungai," kata Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga dalam konferensi pers.
Sebanyak 176 sungai meluap, terutama di Jepang timur dan utara, menurut media setempat.