Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Perdagangan China Zhong Shan mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan China menghadapi banyak kesulitan akibat gesekan perdagangan dengan Amerika Serikat yang terus meningkat selama lebih dari setahun.
Kedua ekonomi terbesar dunia tersebut telah memungut sanksi dalam bentuk bea tambahan terhadap barang impor satu sama lain senilai lebih dari ratusan miliar dolar. Perseteruan ini mengguncang pasar keuangan dan mengancam pertumbuhan global.
"Perdagangan menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tantangan-tantangan ini bersifat eksternal dan internal," kata Zhong dalam konferensi pers di Beijing, seperti dikutip melalui Reuters, Minggu (29/9/2019).
Putaran baru pertemuan tingkat tinggi antara AS dan China dijadwalkan berlangsung di Washington pada 10-11 Oktober, dengan pemimpin delegasi China, Wakil Perdana Menteri Liu He.
China akan memperluas impor, dan langkah-langkah untuk menstabilkan perdagangan akan menghasilkan hasil positif, tambah Zhong, tanpa memberikan perincian.
Pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan taktik tekanan finansial baru yang radikal di Beijing, termasuk kemungkinan menghapus perusahaan-perusahaan China dari bursa saham AS.
Sejumlah sumber menyampaikan bahwa bahwa langkah itu akan menjadi bagian dari upaya yang lebih luas untuk membatasi investasi AS ke perusahaan-perusahaan China, sebagian karena meningkatnya kekhawatiran keamanan nasional.
Perang dagang yang berkepanjangan terus menambah ketegangan antara China dan Amerika Serikat.
Diplomat top pemerintah China mengatakan pada Jumat (27/9/2019), bahwa tarif dan perselisihan perdagangan dapat menjerumuskan dunia ke dalam resesi dan Beijing berkomitmen untuk menyelesaikannya dengan tenang, rasional dan kooperatif.
Perang dagang telah berdampak negatif pada ekonomi China.
Ekspor China secara tak terduga turun pada Agustus karena pengiriman ke Amerika Serikat melambat tajam, mengacu pada pelemahan lebih lanjut dan menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk stimulus yang lebih banyak.
Beijing kemungkinan besar akan mengeluarkan lebih banyak stimulus dalam beberapa bulan ke depan untuk menghindari risiko perlambatan ekonomi yang lebih tajam karena Amerika Serikat meningkatkan tekanan perdagangan.
Meskipun ada banyak langkah yang ditujukan untuk mendorong pertumbuhan sejak tahun lalu, ekonomi China masih belum stabil.
Analis memperkirakan pertumbuhan ekonomi China dapat melemah lebih lanjut pada kuartal ini dari laju terendahnya dalam 30 tahun mendekati 6,2% pada kuartal kedua.