Bisnis.com, JAKARTA--- Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyatakan penyelesaian konflik Papua tidak bisa dilakukan hanya dengan pendekatan keamanan.
Pernyataan itu disampaikan Moeldoko menjawab pertanyaan wartawan mengenai kerusuhan di Wamena, Papua, yang mengakibatkan lebih dari 20 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka sejak Senin (23/9/2019).
"Kita sangat berharap bahwa semua persoalan nanti bisa diselesaikan tapi kita juga paham penyelesaian Papua menyeluruh, holistik, tidak bisa hanya pendekatan keamanan. Harus semua, pendekatan kebudayaan, ekonomi, kesejahteraan, dan pendekatan lain yang lebih manusiawi, bermartabat," kata Moeldoko di Gedung Bina Graha, Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (24/9/2019).
Menurut Moeldoko, pemerintah dan masyarakat Indonesia sangat prihatin atas peristiwa yang terjadi di Wamena. Moeldoko juga berharap tidak ada masyarakat, polisi, dan prajurit TNI yang meninggal karena kerusuhan di Papua.
Ditanya soal permintaan penarikan aparat bersenjata dari Papua, Moeldoko mengatakan pemerintah akan mengkaji lebih dalam mengenai permintaan itu. Menurutnya, tugas negara adalah melindungi warga negaranya. Para aparat yang di Papua, ujar Moeldoko, melindungi keselamatan masyarakat.
"Jadi, di Papua itu, yang ada di sana berbagai etnis, masyarakat pendatang dan seterusnya. Semua dari itu membutuhkan kepastian keselamatan pengamanan. Oleh karena itu, penugasan prajurit TNI/Polri untuk melindungi semua masyarakat di sana. Jadi tidak ada tugas lain karena itu bagian tugas negara," kata Moeldoko.
Seperti diketahui kerusuhan di Wamena diduga dipicu oleh hoaks mengenai tindakan rasisme dari seorang guru terhadap murid. Presiden Joko Widodo juga menyatakan bahwa kerusuhan itu dipicu hoaks yang kemudian membuat masyarakat marah.