Bisnis.com, JAKARTA - Warga Singapura akan bernapas sedikit lebih lega pada hari ini, Senin (16/9/2019), setelah dilaporkan akan terjadi peningkatan kualitas udara dari sebelumnya yang sempat tercatat sebagai yang terburuk sejak 2016 akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia.
Badan Lingkungan Nasional (NEA) melaporkan kemarin bahwa Indeks Standar Pencemaran (PSI) diperkirakan akan secara bertahap membaik selama 24 jam ke depan hingga batas atas di kisaran "moderat" jika kondisi angin tidak berubah.
"Namun, kehati-hatian harus tetap dilakukan, dan orang-orang yang merasa tidak enak badan, terutama orangtua dan anak-anak, dan mereka yang menderita penyakit jantung atau paru kronis, harus mendapat perhatian medis," menurut catatan lembaga tersebut seperti dikutip Asiaone.com, Senin (16/9/2019).
Pada pukul 19:00 kemarin, PSI selama 24 jam adalah 97-105 atau pada level "moderat" hingga kisaran "tidak sehat".
PSI melewati level "tidak sehat" pada Sabtu (14/9/2019), untuk pertama kalinya sejak 2016 ketika Singapura bagian barat mencatat angka PSI 103 pada pukul 16:00 waktu setempat.
Seorang anak laki-laki masker untuk melindungi dirinya dari kabut di Singapura 13 September 2019./Reuters
Angka PSI dari nol hingga 50 menunjukkan bahwa kualitas udara baik, sementara angka 51 hingga 100 berada dalam kisaran "sedang".
Kualitas udara dianggap "sangat tidak sehat" ketika PSI berkisar dari 201 hingga 300, dan "berbahaya" ketika posisinya berada di atas 300.
Cuaca untuk beberapa hari ke depan diperkirakan akan kering dengan hujan sebentar. Kondisi kabut agak tebal masih akan terjadi dan angin diperkirakan akan bertiup dari selatan atau tenggara.
"NEA sedang memantau situasi dengan cermat dan akan memberikan pembaruan lebih lanjut bila perlu," menurut badan itu.