Bisnis.com, JAKARTA – Pasar keuangan China diperkirakan bergairah dalam dua pekan ke depan, menjelang perayaan Hari Nasional ke-70 Republik Rakyat China yang jatuh pada 1 Oktober 2019.
Sejak 2004, pada bulan menjelang peringatan Hari Jadi Negeri Tirai Bambu, indeks Shanghai Composite Index bertambah lebih dari 4 persen dan nilai tukar yuan bergerak stabil. Pemerintah China pastinya tidak akan membiarkan apapun mengganggu perayaan tersebut.
Sekitar tanggal-tanggal ataupun menjelang perhelatan peristiwa penting, pemerintah justru cenderung memberikan dukungan pada pasar. Beberapa pekan terakhir saja, pedagang pasar keuangan telah dihujani banyak hadiah.
Para pembuat kebijakan mencabut hambatan-hambatan pada investasi asing, memangkas rasio cadangan wajib (reserve requirement ratio) bank, serta menetapkan nilai harian yuan pada level yang lebih kuat dari perkiraan selama 17 hari.
Langkah-langkah tersebut telah membantu menstabilkan nilai tukar mata uang yuan sekaligus menjadikan bursa saham China memiliki performa baik.
"Pihak otoritas pasti akan berusaha menjaga ketertiban, dan intinya adalah kecil kemungkinan kita akan melihat penurunan besar,” ujar Hao Hong, kepala strategi di Bocom International Holdings Co., dilansir dari Bloomberg, Kamis (12/9/2019).
Pada Rabu (11/9), Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan akan menunda pengenaan tarif tambahan untuk barang-barang China selama 14 hari sebagai tanda niat baik untuk peringatan tersebut.
Nilai tukar yuan onshore pun menguat 0,5 persen ke level tertingginya dalam hampir tiga pekan, sedangkan indeks Shanghai Composite menanjak 0,8 persen.
“Peringatan tahun ini tampaknya membawa kepentingan politik yang sangat kuat bagi para pembuat kebijakan China,” tulis sejumlah pakar strategi termasuk Kinger Lau, mengutip keinginan Beijing untuk menunjukkan bahwa pihaknya dapat memenuhi tujuan jangka panjangnya terlepas dari tantangan-tantangan yang dihadapi.
Meningkatnya ketegangan antara AS dan China selama sekitar satu tahun terakhir telah berdampak buruk pada ekonomi negara itu. Data terbaru menunjukkan ekspor turun 1 persen dalam nilai dolar AS pada bulan lalu dari tahun sebelumnya.
Perselisihan perdagangan kedua negara berekonomi terpanas itu juga adalah alasan utama indeks Shanghai turun sebanyak 15 persen musim panas ini dan nilai tukar yuan melemah melewati level 7 per dolar untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade.
Tetap saja, lemparan kebijakan-kebijakan dari pemerintah telah membantu indeks saham acuan negara ini ditutup di atas level kunci 3.000 untuk pertama kalinya sejak Juli.
“Saya telah menaikkan posisi saham saya menjadi lebih dari 90 persen dan memperkirakan akan mempertahankan level tinggi itu hingga setidaknya pertengahan Oktober,” ujar Bruce Yu, seorang fund manager di Franklin Templeton SinoAm Securities Investment Management Inc.
“(Hari Jadi) itu adalah peringatan penting tahun ini dan China menghadapi tantangan-tantangan secara internal maupun global, sehingga pasar diharapkan akan berjalan dengan baik.”