Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengungkapkan bangsa Indonesia kehilangan salah satu tokoh terbesarnya, seorang bapak bangsa, bapak teknologi, dan eyang yang dicintai seluruh rakyat Indonesia.
"Hampir setiap Ibu menginginkan anaknya menjadi pintar seperti Bapak Habibie," ujar Menristekdikti dalam keterangan tertulis di Jakarta pada Rabu (11/9/2019) terkait dengan wafatnya Presiden ketiga Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie.
Menurut Menristekdikti, selama puluhan tahun Habibie telah mengabdikan diri kepada bangsa Indonesia dalam bidang pengembangan Iptek dan Inovasi.
"Prof B. J. Habibie adalah sosok yang sangat diidolakan semua kalangan baik dari segi intelektual, jiwa kepemimpinan hingga rasa kasih sayang Beliau terhadap keluarga dan sesama manusia," tuturnya.
Nasir melihat Habibie sebagai seorang Presiden, Bapak Teknologi Indonesia yang menjadi Menteri Riset dan Teknologi selama 20 tahun, dan sosok intelektual yang sukses membangun paradigma riset dan teknologi yang bisa membangun peradaban yang lebih maju untuk Indonesia.
Kontribusi Bapak Habibie terhadap kemajuan bangsa Indonesia dinilai sangat inovatif, inspiratif dan bermakna bagi kemaslahatan bangsa.
Habibie menjadikan teknologi bangsa Indonesia disegani di tingkat dunia serta terus menerus menekankan pentingnya penguasaan iptek untuk kemajuan bangsa Indonesia.
Almarhum meninggal dunia akibat gangguan pada jantung pada Rabu pukul 18.05 WIB di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta.
Habibie dirawat di RSPAD sejak 1 September dan ditangani 44 tim dokter dipimpin oleh tim dokter kepresidenan.
Habibie yang lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936 dalam kariernya pernah menjabat sebagai Wakil Presiden, dan Menteri Riset dan Teknologi, dan juga mempelopori lahirnya industri penerbangan di Indonesia.