Bisnis.com, JAKARTA-- Pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengatakan bahwa China memahami, menghormati, dan mendukung langkah pemerintahnya untuk secara resmi menarik rancangan undang-undang ekstradisi.
Dalam sebuah konferensi pers, Lam berulang kali ditanyai mengapa perlu waktu begitu lama untuk menarik RUU tersebut, meskipun protes semakin keras. Namun dia menghindar dan mengatakan keputusannya tersebut tidak tepat digambarkan sebagai perubahan pikiran.
Dia menambahkan bahwa penarikan penuh RUU itu adalah keputusan yang dibuat oleh pemerintahnya dengan dukungan Beijing.
"Sepanjang seluruh proses, Pemerintah Pusat China mengambil posisi di mana mereka mengerti mengapa kita harus melakukannya. Mereka menghormati pandangan saya dan mereka mendukung saya sepenuhnya, ”kata Lam, dikutip dari Reuters, Jumat (6/9/2019).
Lam juga mengumumkan langkah-langkah lain, termasuk membuka platform untuk dialog dengan masyarakat untuk mencoba mengatasi masalah ekonomi, sosial, dan politik, serta perumahan dan mobilitas untuk kaum muda, yang katanya berkontribusi terhadap kebuntuan saat ini.
"Kita harus menemukan cara untuk mengatasi ketidakpuasan di masyarakat dan mencari solusi," katanya.
Penarikan RUU itu merupakan salah satu dari lima tuntutan demonstran pro-demokrasi. Empat tuntutan lainnya adalah pencabutan kata "kerusuhan" untuk menggambarkan aksi unjuk rasa, pembebasan semua demonstran, penyelidikan independen terhadap kebrutalan polisi, dan hak bagi rakyat Hong Kong untuk memilih pemimpin mereka sendiri.
Demonstran masih menyerukan agar semua tuntutan dipenuhi.
Adapun pengajuan RUU ekstradisi yang akan memungkinkan ekstradisi warga yang akan diadili ke daratan China, di mana pengadilan dikendalikan oleh Partai Komunis, telah menyebabkan demonstrasi besar-besaran selama beberapa bulan terakhir.