Bisnis.com, JAKARTA - Mahasiswa Papua yang tinggal di asrama Surabaya menolak kedatangan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon dan beberapa anggota DPR dari daerah pemilihan Papua Barat.
Akhirnya, Fadli memutuskan menemui Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Fadli juga berujar ingin mengetahui secara langsung sejauh mana keterlibatan aparat keamanan dalam menangani mahasiswa, termasuk munculnya dugaan ujaran bernada rasial kepada mereka.
“Saya kira ini perlu ada investigasi, karena masalah sensitif, dan di seluruh dunia memerangi itu. Tentu ucapan itu menyakitkan hati ” kata Fadli pada Rabu (21/8/2019) di Surabaya.
Iring-iringan mobil rombongan Fadli Zon dan kawan-kawan sebenarnya sudah tiba di depan asrama mahasiswa asal Papua.
Turut dalam rombongan itu, anggota DPR asal Papua Barat yaitu Michel Wattimena, Jimmy Darmianus Ijie, Steven Abraham dan Willem Wandik.
Tetapi negosiasi agar mahasiswa mau menerima kedatangan wakil rakyat tak membuahkan hasil. Akhirnya mereka balik lagi.
“Kami datang ke sini dengan maksud ingin mendengarkan langsung apa yang terjadi, baik dari adik-adik mahasiswa, Pemda Jawa Timur, Surabaya, Malang, dan pihak-pihak terkait,” kata Fadli Zon.
Menurut Fadli apa yang ia lakukan merupakan fungsi pengawasan DPR. Politikus Partai Gerindra itu ingin menggali informasi kepada pemda dan polisi ihwal bagaimana mereka membangun komunikasi dengan mahasiswa asal Papua selama ini.
Anggota Komisi X DPR dari Fraksi PDIP, Jimmy Darmianus Ijie, menuturkan hal lain yang perlu dijernihkan ialah ditemukannya bendera merah putih di selokan depan asrama mahasiswa Papua.
Ia meminta aparat menyelidiki siapa yang melakukan itu.
“Apakah mereka (mahasiswa) atau ada orang yang memprovokasi mereka. Ini tak terungkap dan memicu kekecewaan di Papua,” kata Jimmy.