Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kongres V PDIP Disebut Sebagai Puncak Rekonsiliasi

Kehadiran Presiden Joko Widodo, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam pembukaan Kongres V PDIP merupakan puncak rekonsiliasi.
Pengamat politik Muhammad Qodari/Bisnis-Ema Sukarelawanto
Pengamat politik Muhammad Qodari/Bisnis-Ema Sukarelawanto

Bisnis.com, DENPASAR—Kehadiran Presiden Joko Widodo, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam pembukaan Kongres V PDIP merupakan puncak rekonsiliasi.

Pengamat politik Muhammad Qodari mengatakan ketiga tokoh tersebut memberikan teladan dan keteduhan kepada seluruh anak bangsa.

Sebelumnya, Jokowi dan Prabowo yang bersaing di Pilpres 2019 telah bertemu di moda raya terpadu (MRT). Kemudian disusul pertemuan Megawati dan Prabowo di kediaman Presiden Ke-5 RI itu di kediaman Mega Jl. Teuku Umar Jakarta. 

Kini, di pembukaan Kongres V PDI Perjuangan ketiganya bertemu secara bersamaan. Selain itu, Wapres Jusuf Kalla dan Wapres terpilih KH Ma’ruf Amin juga terlihat akrab di deretan kursi undangan paling depan dalam pembukaan kongres di Inna Grand Bali Beach Hotel Sanur, Denpasar.

“Ini sungguh melegakan, di pembukaan kongres para elite politik yang sebelumnya berseteru di pileg dan pilpres bisa berkumpul, rileks, dan tertawa bersama,” katanya seusai mengikuti pembukaan kongres, Kamis (8/8/2019).

Qodari yang juga Direktur Indo Barometer itu mengatakan peristiwa ini merupakan cerminan dari para pendiri republik pada masa awal kemerdekaan, meskipun berbeda haluan politik dan berseberangan pendapat tetap memperlihatkan persahabatan yang hangat.

Suasana pembukaan kongres memang berlangsung dengan penuh kegembiraan dan persahabatan. Bahkan, sebelumnya Megawati meminta kader PDIP untuk menyambut Prabowo dengan meriah.

“Ya, tadi terlihat betul zona friendly [penuh persahabatan], dan tidak lagi tampak enimity [permusuhan],” katanya.

Qodari menambahkan dalam pidatonya Megawati berupaya membawa pemilu pada esensi sesungguhnya yakni untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan.

Bahkan, Megawati memengingatkan pesan Bung Karno pada 1954 menjelang Pemilu 1955 agar pesta demokrasi jangan sampai menimbulkan korban.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Akhirul Anwar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper