Bisnis.com, DEPOK — Mahasiswa Universitas Indonesia berhasil menciptakan Cleft Sintesa untuk meningkatkan penanganan bibir sumbing di Indonesia agar menjadi lebih baik.
Sebanyak lima mahasiswa UI lintas fakultas berhasil menciptakan teknologi Cleft Sintesa, suatu metode sintesis wajah 3D untuk pembuatan simulator fisik bibir sumbing, guna meningkatkan kualitas penanganan kasus bibir sumbing di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Keterangan pers yang diterima Aantara, Kamis (8/8/2019) menyebutkan bahwa ide pembuatan Cleft Sintesa berasal dari diskusi dengan para dokter spesialis CCC (Cleft and Craniofacial Center) di RSCM. Diskusi tersebut berubah menjadi ide kolaborasi interdisiplin dalam menjawab poin-poin permasalahan dokter dalam penanganan bibir sumbing.
Inovasi itu merupakan karya Refanka Nabil (Teknik Elektro 2016), Rendi Chevi (Teknik Elektro 2016), Hanif Rachmadani (Teknik Elektro 2016), Yolanda Natalia (Teknik Industri 2016), dan Nurchalis Rasyid (Pendidikan Dokter 2017) di bawah bimbingan dosen Departemen Teknik Mesin FTUI Dr. Radon Dhelika dan secara resmi bermitra dengan CCC RSCM.
Penciptaan simulator itu, kata Refanka Nabil, dilatarbelakangi oleh lambatnya kemajuan inovasi teknologi medis di Indonesia, khususnya pada kasus bibir sumbing, yang nyatanya menjadi kasus penyakit bawaan lahir terbanyak nomor tiga di Indonesia.
Cleft Sintesa mendisrupsi metode lama pembuatan replika anatomis fisik bibir sumbing dengan mengintegrasikan sensor multifungsi accelero-gyro infrared dan metode rekonstruksi tiga dimensi edge-modelling untuk menghasilkan pencitraan bibir sumbing yang lebih akurat.
Baca Juga
Teknologi itu diharapkan dapat memudahkan proses perencanaan operasi bibir sumbing dan memungkinkan para tenaga medis untuk melatih kemampuan bedah seperti memotong dan menjahit bagian bibir sumbing tanpa menimbulkan risiko.