Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan akan mengenakan tarif baru sebesar 10 persen terhadap produk-produk tambahan asal China senilai US$300 miliar mulai 1 September.
Langkah ini diambil Trump setelah putaran perundingan perdagangan terkini antara kedua negara menunjukkan sedikit tanda terobosan.
Melalui akun Twitter miliknya, Trump menuliskan pada Kamis (1/8/2019) malam waktu setempat bahwa tarif tersebut akan diberlakukan pada sisa barang dan produk senilai US$300 miliar yang berasal dari China ke AS.
...during the talks the U.S. will start, on September 1st, putting a small additional Tariff of 10% on the remaining 300 Billion Dollars of goods and products coming from China into our Country. This does not include the 250 Billion Dollars already Tariffed at 25%...
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) August 1, 2019
Trump juga mengkritik China karena tidak menghormati janji-janji untuk membeli lebih banyak produk pertanian dari AS. Ia pun mengecam Presiden China Xi Jinping karena gagal berbuat lebih banyak untuk membendung penjualan fentanil opioid sintetis.
...buy agricultural product from the U.S. in large quantities, but did not do so. Additionally, my friend President Xi said that he would stop the sale of Fentanyl to the United States – this never happened, and many Americans continue to die! Trade talks are continuing, and...
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) August 1, 2019
Dalam pernyataannya kemudian kepada awak media, Trump mengatakan bahwa tarif 10 persen itu merupakan tindakan jangka pendek dan dapat dinaikkan lebih lanjut secara bertahap menjadi lebih dari 25 persen.
“Seseorang seharusnya sudah melakukan ini terhadap China sejak lama,” tambah Trump, sebagaimana diberitakan BBC.
Baca Juga
Tarif baru ini kemungkinan akan berdampak pada berbagai barang, mulai dari smartphone hingga pakaian anak-anak.
Putaran tarif terbaru ini dilancarkan di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa strategi Trump terbukti akan tidak produktif dan merugikan AS lebih dari China.
Kamar Dagang AS mengatakan tarif terbaru terhadap China hanya akan menimbulkan kerugian lebih besar pada perusahaan, petani, pekerja, dan konsumen Amerika, selain melemah ekonomi AS.
Institusi yang mewakili lebih dari tiga juta perusahaan AS ini mendesak kedua belah pihak untuk menghapus semua tarif yang saling diberlakukan terhadap masing-masing negara.
Kabar mengenai tarif baru ini sontak direspons negatif oleh pasar dan investor. Di Wall Street, indeks saham Dow Jones turun tajam sekitar 1 persen.
Seperti diketahui, pada Rabu (31/7/2019), tim perunding AS dan China mengakhiri pertemuan mereka di Shanghai dengan sedikit kemajuan, meskipun kedua negara menggambarkan pembicaraan mereka berlangsung konstruktif. Putaran negosiasi lebih lanjut telah direncanakan digelar pada bulan September.