Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ganja Resmi Digunakan untuk Perawatan Medis di Thailand

Thailand berencana mendistribusikan sekitar 10.000 botol minyak ganja minggu depan bagi para pasien rumah sakit, kata seorang pejabat pemerintah, Kamis (1/8/2019).
Aparat Kepolisian Polres Aceh Utara mencabut batang tanaman ganja saat operasi ladang ganja di Desa Cot Rawa Tu, Kecamatan Sawang, Aceh Utara, Aceh, Rabu (10/5)./Antara-Rahmad
Aparat Kepolisian Polres Aceh Utara mencabut batang tanaman ganja saat operasi ladang ganja di Desa Cot Rawa Tu, Kecamatan Sawang, Aceh Utara, Aceh, Rabu (10/5)./Antara-Rahmad

Bisnis.com, JAKARTA  - Thailand berencana mendistribusikan sekitar 10.000 botol minyak ganja minggu depan bagi para pasien rumah sakit, kata seorang pejabat pemerintah, Kamis (1/8/2019).

Penyaluran itu merupakan penggunaan resmi pertama ganja untuk kesehatan sejak undang-undang yang mengesahkannya mulai berlaku tahun ini.

Direktur Pelaksana Organisasi Farmasi Pemerintah (GPO)

Withoon Danwiboon, akan mengirimkan 4.500 botol minyak ganja isi 5ml ke Kementerian Kesehatan Masyarakat untuk disebarkan ke rumah-rumah sakit pada 7 Agustus bagi sekitar 4.000 pasien terdaftar.

Sebanyak 5.500 botol sisanya akan didistribusikan kemudian secara bertahap.

Thailand, yang mempunyai tradisi menggunakan ganja untuk menghilangkan rasa sakit dan kelelahan, telah melegalkan ganja bagi perawatan medis dan penelitian guna membantu meningkatkan pendapatan pertanian.

Minyak ganja akan digunakan untuk mengobati pasien yang menderita mual karena kemoterapi, epilepsi serta sakit dan nyeri, kata Withoon.

Dia  menambahkan bahwa pasien penyakit  Parkinson, Alzheimer, serta yang sedang menjalani pengobatan pereda rasa sakit juga akan mendapat manfaat.

GPO akan mulai menanam ganja tanaman tahap kedua pada akhir bulan ini dan pada awal 2020 berencana memperluas produksi melalui budidaya rumah kaca agar dapat menghasilkan 150.000-200.000 botol minyak.

"Kami harus mempercepat produksi karena pasokan yang kurang," kata Withoon.

Selama lima tahun, investor asing dan impor ganja akan dilarang agar  industri dalam negeri mendapat peluang untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan, katanya.

Anutin Charnvirakul, seorang politisi yang berkampanye untuk melegalkan ganja dan sekarang menjabat sebagai menteri kesehatan, mengatakan dalam pernyataan terpisah pada Kamis (1/8/2019), bahwa ganja hanya boleh digunakan untuk keperluan medis, bukan untuk kesenangan semata.

Langkah-langkah akan diambil untuk memungkinkan sukarelawan kesehatan masyarakat menanam ganja di rumah untuk manfaat kesehatan, tetapi ganja tersebut tidak akan diizinkan untuk dijual.

Pemerintah sipil yang baru mengatakan telah menjadikan pengembangan industri ganja medis sebagai prioritas utama untuk menciptakan peluang ekonomi di daerah pedesaan.


 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper