Bisnis.com, JAKARTA - Uber Technologies menyatakan memangkas sepertiga jumlah staf pemasarannya secara global seiring dengan upaya untuk mengatasi kekhawatiran perlambatan bisnis.
Dalam sebuah surel yang dilayangkan kepada karyawan-karyawannya pada Senin (29/7/2019), CEO Uber Dara Khosrowshahi mengungkapkan bahwa perusahaan penyedia jasa transportasi ini akan memberhentikan sekitar 400 karyawan.
“Hari ini, ada kesan bahwa meskipun kita tumbuh cepat, kita juga telah melambat," tulis Khosrowshahi dalam surel yang dikutip oleh Bloomberg.
“Ini terjadi secara alami ketika perusahaan tumbuh semakin besar, tetapi ini adalah sesuatu yang perlu kita tangani dan dengan cepat,” terangnya.
Pengurangan jumlah staf ini mewakili sekitar 1,6 persen dari staf Uber secara global. Ini adalah langkah reorganisasi besar pertama dari tim pemasaran dan komunikasinya sejak Jill Hazelbaker memimpin tim ini bulan lalu.
Hazelbaker menggantikan Rebecca Messina, mantan kepala pemasaran yang mengawasi tim yang berjumlah sekitar 1.200 orang itu selama sembilan bulan masa jabatannya dengan perusahaan.
“Tim kita banyak yang [jumlahnya] terlalu besar, sehingga menciptakan pekerjaan yang tumpang tindih, membuat pemilik keputusan tidak jelas, dan dapat membawa hasil yang biasa-biasa saja,” papar Khosrowshahi.
“Saya di sini untuk memenangkan kompetisi yang sangat, sangat penting.”
Berselang tiga bulan sejak go public di lantai bursa, saham Uber saat ini diperdagangkan tepat di bawah harga IPO-nya. Bersama rivalnya, Lyft Inc., perusahaan yang berbasis di San Francisco ini menghadapi tekanan dari investor atas catatan kerugian yang besar.
Pada Senin (29/7/2019) pula, Bloomberg pertama kali melaporkan bahwa Chief Operating Officer Lyft Jon McNeill mundur dari perusahaan setelah kurang dari dua tahun menjabat posisinya.