Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Uber PHK Sepertiga Staf Pemasaran, Ini Alasannya

Uber Technologies menyatakan memangkas sepertiga jumlah staf pemasarannya secara global seiring dengan upaya untuk mengatasi kekhawatiran perlambatan bisnis.
Renat Sofie Andriani
Renat Sofie Andriani - Bisnis.com 30 Juli 2019  |  07:49 WIB
Uber PHK Sepertiga Staf Pemasaran, Ini Alasannya
Uber Technologies Inc - Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Uber Technologies menyatakan memangkas sepertiga jumlah staf pemasarannya secara global seiring dengan upaya untuk mengatasi kekhawatiran perlambatan bisnis.

Dalam sebuah surel yang dilayangkan kepada karyawan-karyawannya pada Senin (29/7/2019), CEO Uber Dara Khosrowshahi mengungkapkan bahwa perusahaan penyedia jasa transportasi ini akan memberhentikan sekitar 400 karyawan.

“Hari ini, ada kesan bahwa meskipun kita tumbuh cepat, kita juga telah melambat," tulis Khosrowshahi dalam surel yang dikutip oleh Bloomberg.

“Ini terjadi secara alami ketika perusahaan tumbuh semakin besar, tetapi ini adalah sesuatu yang perlu kita tangani dan dengan cepat,” terangnya.

Pengurangan jumlah staf ini mewakili sekitar 1,6 persen dari staf Uber secara global. Ini adalah langkah reorganisasi besar pertama dari tim pemasaran dan komunikasinya sejak Jill Hazelbaker memimpin tim ini bulan lalu.

Hazelbaker menggantikan Rebecca Messina, mantan kepala pemasaran yang mengawasi tim yang berjumlah sekitar 1.200 orang itu selama sembilan bulan masa jabatannya dengan perusahaan.

“Tim kita banyak yang [jumlahnya] terlalu besar, sehingga menciptakan pekerjaan yang tumpang tindih, membuat pemilik keputusan tidak jelas, dan dapat membawa hasil yang biasa-biasa saja,” papar Khosrowshahi.

“Saya di sini untuk memenangkan kompetisi yang sangat, sangat penting.”

Berselang tiga bulan sejak go public di lantai bursa, saham Uber saat ini diperdagangkan tepat di bawah harga IPO-nya. Bersama rivalnya, Lyft Inc., perusahaan yang berbasis di San Francisco ini menghadapi tekanan dari investor atas catatan kerugian yang besar.

Pada Senin (29/7/2019) pula, Bloomberg pertama kali melaporkan bahwa Chief Operating Officer Lyft Jon McNeill mundur dari perusahaan setelah kurang dari dua tahun menjabat posisinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

Uber Technologies
Editor : Mia Chitra Dinisari

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top