Bisnis.com, JAKARTA – The Federal Reserve dipastikan akan memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan FOMC pekan depan dan satu kali lagi tahun ini, namun sejumlah ekonom percaya bahwa bank sentral belum memasuki siklus pelonggaran kebijakan moneter jangka panjang.
Meskipun antisipasi pemangkasan cukup tinggi, pasar memperkirakan The Fed masih akan melanjutkan program normalisasi neraca keuangan bank sentral hingga September mendatang.
Responden jajak pendapat Bloomberg pada 19-23 Juli sangat optimistis memilih kemungkinan pemotongan suku bunga seperempat poin sebagai hasil dari pertemuan FOMC pekan depan, dengan probabilitas median 80 persen.
Kemungkinan pemangkasan suku bunga sebesar setengah poin mendapat respon sebanyak 10 persen sementara itu ada 5 persen respon yang yakin suku bunga tidak akan mengalami perubahan.
“Jika [langkah] Fed berhasil, maka akan ada kenaikan suku bunga lagi sebelum resesi berikutnya,” kata Constance Hunter, Kepala Ekonom di KPMG LLP, dalam tanggapan surveinya, seperti dikutip melalui Bloomberg, Jumat (26/7).
Sebelumnya, survei serupa yang dilakukan bulan lalu kurang lebih memberikan hasil yang senada di tengah sengketa perdagangan internasional yang membebani prospek ekonomi global dan inflasi yang tetap rendah.
Baca Juga
Sebagian besar ekonom telah mengantisipasi pemangkasan suku bunga sebesar setengah poin, penyesuaian ke bawah untuk suku bunga, serta penurunan suku bunga berikutnya pada bulan Desember dan Juli 2020.
Survei tersebut menunjukkan proyeksi median yang meperkirakan suku bunga The Fed akan berada pada kisaran 1,75 persen hingga 2 persen setidaknya sampai dengan akhir 2021.
Sekarang, setelah pejabat The Fed memberikan sinyal bahwa mereka serius untuk mengantisipasi pelemahan ekonomi yang ebih dalam, para ekonom mengantisipasi penurunan suku bunga pada Juli dan Oktober tahun ini.
FOMC dijadwalkan untuk merilis pernyataan pada 31 Juli 2019, Gubernur The Fed Jerome Powell akan mengadakan konferensi pers pada pukul 14:30 waktu Washington.
Para pejabat bank sentral diketahui tidak akan memperbarui proyeksi pertumbuhan triwulanan mereka, termasuk dot plot proyeksi suku bunga, hingga pertemuan berikutnya pada bulan September.
Sementara itu, ekspektasi penurunan suku bunga terlihat kuat di kalangan ekonom dan investor, banyak juga yang mengantisipasi bahwa satu atau dua anggota FOMC akan menentang pelonggaran kebijakan moneter.
MENENTANG
Gubernur Fed Kansas City Esther George dan Eric Rosengren dari Boston disebut oleh hampir separuh ekonom sebagai pihak yang akan menentang kebijakan tersebut.
Dua responden survei juga memperkirakan Randal Quarles, wakil ketua bank sentral untuk pengawasan perbankan, akan memberikan suara menentang pemotongan suku bunga.
“Setelah pertemuan FOMC bulan Juli, prospek penyesuaian kebijakan lebih lanjut kemungkinan akan dilakukan berdasarkan pertemuan demi pertemuan,” kata Brett Ryan, ekonom senior AS di Deutsche Bank Securities di New York.
Sementara itu, jika The Fed memangkas suku bunga, itu berarti ada dua alat kebijakan moneter utama bank sentral, secara teknis, bekerja berlawanan arah.
Neraca The Fed, yang sempat mencapai US$4,5 triliun, telah mengalami penyusutan secara perlahan dengan membiarkan beberapa sekuritas yang jatuh tempo bergulir tanpa digantikan
Program tersebut sedikit memperketat kebijakan dengan menghapus tekanan ke bawah pada suku bunga jangka panjang yang disediakan oleh pembelian obligasi Fed.
Namun, hanya 19 persen ekonom yang mengatakan penurunan suku bunga akan mendorong para pejabat untuk mengakhiri normalisasi neraca lebih cepat dari jadwal, yakni akhir September.