Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pejudi Makau Kena Imbas Perang Dagang AS-China

Perang dagang berkepanjangan antara Washington dengan Beijing ternyata tidak hanya memberikan dampak negatif terhadap pelaku usaha. Bisnis perjudian China pun ikut terkena imbas dari sengketa dua negara terkuat dunia tersebut.
Ilustrasi Judi Macau/Bloomberg
Ilustrasi Judi Macau/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Perang dagang berkepanjangan antara Washington dengan Beijing ternyata tidak hanya memberikan dampak negatif terhadap pelaku usaha. Bisnis perjudian China pun ikut terkena imbas dari sengketa dua negara terkuat dunia tersebut.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Direktur Las Vegas Corp. Robert Goldstein, yang menerima banyak masukan dari para pelanggannya.

"Kami mendengar dari orang-orang yang bekerja di kasino bahwa konsumen sangat khawatir dengan perkembangan perang dagang. Ini tentunya memengaruhi beberapa bisnis mereka," ujar Goldstein dalam sambungan telepon dengan analis, seperti dikutip melalui Bloomberg, Kamis (25/7/2019).

Analis Bloomberg Intelligence Brian Egger dan Caitlin Noselli mengatakan ketegangan perdagangan AS-China mungkin telah memperburuk penurunan dalam taruhan oleh klien VIP di Makau selama kuartal kedua, berkontribusi pada realisasi pendapatan yang lebih rendah dari perkiraan di pusat perjudian terbesar di dunia.

Goldstein mengatakan kekhawatiran datang dari pengusaha kelas atas atau mereka yang bekerja untuk perusahaan yang terkena dampak ketegangan antara AS dan China.

Dia mengutip seorang pelanggan asal China di Las Vegas yang mengatakan perang dagang memiliki pengaruh yang sangat kuat.

Namun Goldstein meyakini sentimen tersebut sifatnya anekdotal dan menekankan bahwa bisnis di Makau hingga saat ini sepertinya masih baik-baik saja.

Pada perkembangan lain, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menyampaikan bahwa para pejabat AS dan China akan memulai kembali perundingan pekan depan dalam upaya untuk menyelesaikan perselisihan perdagangan yang telah berlangsung selama satu tahun.

Pertemuan di Shanghai pada 30-31 Juli 2019 akan menjadi diskusi tatap muka pertama sejak negosiasi dihadapi dengan kebuntuan pada Mei, setelah Presiden Donald Trump menuduh Beijing mengingkari komitmennya.

Mnuchin mengatakan dia berharap untuk membuat kemajuan, namun menambahkan ada "banyak masalah" yang tertunda sehingga dia mengharapkan putaran pembicaraan berikutnya akan menyusul di Washington.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Akhirul Anwar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper